Bank Mega Syariah Dukung LRT Jakarta, Salurkan Pembiayaan Proyek Rp4,1 Triliun
Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan untuk proyek LRT Jakarta Fase 1 B senilai Rp4,1 triliun, mendukung pengembangan infrastruktur transportasi publik dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Jakarta, 20 Februari 2025 - Bank Mega Syariah menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia dengan menyalurkan pembiayaan kepada PT Len Railway Systems, anak usaha PT Len Industri (Persero). Pembiayaan ini akan digunakan untuk proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 B (Velodrome-Manggarai), sebuah proyek infrastruktur penting yang menelan biaya Rp4,1 triliun dan ditargetkan rampung pada akhir 2026. Proyek ini mencakup jalur sepanjang 6,4 kilometer dan lima stasiun baru, melengkapi Fase 1A yang telah beroperasi dengan rute Pegangsaan Dua-Velodrome sepanjang 5,8 kilometer.
Direktur Utama Bank Mega Syariah, Yuwono Waluyo, menjelaskan bahwa pengembangan transportasi umum terintegrasi akan menciptakan potensi ekonomi yang signifikan. "Kehadiran transportasi umum yang terintegrasi dapat menciptakan potensi ekonomi yang besar dalam penguatan ekosistem bisnis yang didukung oleh infrastruktur transportasi publik yang semakin baik," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta. Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Yuwono Waluyo dan Direktur Keuangan dan SDM PT Len Railway Systems, Megy Sismandany, di Menara Mega Syariah pada Selasa (19/2).
Langkah Bank Mega Syariah ini sejalan dengan optimisme terhadap pertumbuhan sektor komersial di tahun 2025. Diproyeksikan, percepatan pembangunan infrastruktur dan dukungan pemerintah akan mendorong peningkatan investasi. Bank Mega Syariah melihat peluang besar untuk meningkatkan pembiayaan di sektor komersial, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan pembiayaan komersial Bank Mega Syariah yang naik lebih dari 12 persen year on year (yoy) hingga 2024, menopang total pembiayaan yang mencapai Rp7,7 triliun.
Pendanaan Sektor Komersial dan Peran Bank Mega Syariah
Hingga tahun 2024, portofolio pembiayaan komersial Bank Mega Syariah didominasi oleh sektor pendidikan, konstruksi, dan industri pengolahan, masing-masing lebih dari 11 persen. Sektor pertambangan dan penggalian juga mendapatkan porsi signifikan, lebih dari 8 persen, diikuti sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan lebih dari 7 persen. Menariknya, pembiayaan untuk sektor transportasi masih di bawah 1 persen.
Yuwono Waluyo mengakui potensi besar yang masih belum tergarap di sektor transportasi. "Maka dari itu, kami menyadari bahwa masih banyak peluang yang dapat digarap dari segmen transportasi maupun segmen-segmen lainnya," katanya. Kemitraan strategis dengan PT Len Railway Systems diharapkan dapat membuka akses pasar baru dan mendorong pertumbuhan pembiayaan di sektor transportasi bagi Bank Mega Syariah.
Pertumbuhan pembiayaan yang kuat ini sejalan dengan peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 2,82 persen (yoy) pada tahun 2024, dengan porsi dana murah mencapai 34,5 persen. Rasio net interest margin (NIM) terjaga di posisi 4,05 persen, sementara financing to deposit ratio (FDR) berada di angka 77 persen. Kinerja intermediasi yang baik ini mendorong pertumbuhan aset hingga Rp16,04 triliun, naik 10,15 persen. Bank Mega Syariah juga mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 6,26 persen (yoy) menjadi Rp332 miliar.
Manajemen Risiko dan Rencana ke Depan
Bank Mega Syariah juga menekankan pentingnya manajemen risiko yang kuat. Rasio Non-Performing Financing (NPF) tetap di bawah 1 persen, menunjukkan komitmen terhadap prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pembiayaan. Ke depan, Bank Mega Syariah berencana untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis melalui sinergi pembiayaan proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, dan penguatan layanan kepada nasabah.
"Bank Mega Syariah terus mendorong pertumbuhan bisnis di tahun 2025 melalui sinergi pembiayaan untuk proyek strategis, pengembangan pembiayaan ritel dengan pengelolaan risiko yang baik, serta penguatan layanan kepada nasabah," pungkas Yuwono.
Kemitraan ini menandai langkah signifikan Bank Mega Syariah dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pembiayaan proyek LRT Jakarta Fase 1B diharapkan akan mendorong peningkatan konektivitas dan efisiensi transportasi di Jakarta, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian.