Bantul Perketat Pengawasan Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban untuk mencegah penyebaran penyakit menjelang Idul Adha 2025, termasuk seleksi hewan kurban untuk Presiden Prabowo Subianto.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Langkah ini diambil untuk mencegah merebaknya penyakit hewan, khususnya penyakit antraks. Pengawasan ketat difokuskan pada pasar hewan, seperti Pasar Imogiri, yang sering menjadi tempat transaksi hewan ternak dari berbagai daerah.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan bahwa pengetatan pengawasan ini meliputi pemeriksaan kesehatan hewan secara intensif di pasar hewan dan tempat penampungan ternak. "Pengawasan hewan kami perketat, terutama di pasar hewan seperti Pasar Imogiri yang sering menjadi tujuan pedagang dari luar daerah," ujar Joko Waluyo di Bantul, Minggu.
Petugas pos kesehatan hewan (poskewan) diterjunkan langsung ke lapangan untuk memeriksa hewan ternak. Pemeriksaan tidak hanya terbatas pada verifikasi surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), tetapi juga mencakup pemeriksaan kondisi fisik hewan secara menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesehatan hewan kurban dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Pengawasan Hewan Kurban dan Antisipasi Penyakit Antraks
Pengawasan ketat terhadap kesehatan hewan kurban di Bantul merupakan langkah antisipatif untuk mencegah merebaknya penyakit antraks. Penyakit ini dapat menular dan membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan hewan dilakukan secara teliti dan menyeluruh.
Selain pemeriksaan di pasar hewan, DKPP Bantul juga melakukan pengawasan di tempat penampungan ternak. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi dini potensi penyebaran penyakit dan mencegah penularan ke hewan ternak lainnya.
Imbauan kepada peternak untuk berhati-hati dalam membeli ternak dari luar daerah juga disampaikan. Ternak dari luar daerah, jika dibeli, disarankan untuk dikarantina terlebih dahulu sebelum dicampur dengan ternak lokal. Langkah ini untuk mencegah masuknya penyakit dari luar daerah.
Seleksi Sapi Kurban untuk Presiden Prabowo Subianto
Selain pengawasan kesehatan hewan kurban secara umum, DKPP Bantul juga melakukan seleksi terhadap sapi untuk diusulkan sebagai hewan kurban Presiden Prabowo Subianto pada Idul Adha 2025. Seleksi ini dilakukan dengan kriteria yang ketat.
Dari total 13 ekor sapi yang diseleksi, hanya satu ekor yang akan dipilih untuk mewakili Bantul. Sapi-sapi tersebut berasal dari peternak di beberapa kecamatan, seperti Sanden, Dlingo, Sewon, Pleret, dan Jetis. Kriteria utama seleksi adalah bobot berat minimal 800 kilogram.
Proses seleksi ini dilakukan secara cermat dan teliti untuk memastikan bahwa sapi yang terpilih memenuhi standar kesehatan dan kualitas yang ditetapkan. Hal ini penting untuk menjaga martabat dan nilai kurban yang akan dihaturkan.
Proses seleksi hewan kurban untuk Presiden Prabowo Subianto melibatkan pemeriksaan kesehatan yang ketat dan pemilihan sapi dengan bobot ideal. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mempersiapkan hewan kurban yang berkualitas.
Antisipasi dan Pencegahan Penyakit Hewan
Meskipun tidak banyak ternak yang masuk dari Kabupaten Gunungkidul, DKPP Bantul tetap waspada. Pedagang di Bantul banyak yang menjual sapi dari luar daerah, seperti Madura dan Bali. Oleh karena itu, pengawasan tetap diperketat untuk mencegah masuknya penyakit dari luar daerah.
Langkah-langkah yang dilakukan DKPP Bantul ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan hewan dan mencegah penyebaran penyakit. Pengawasan yang ketat dan seleksi hewan kurban yang teliti diharapkan dapat menjamin keamanan dan kesehatan hewan kurban pada Idul Adha 2025.
Dengan memperketat pengawasan dan melakukan seleksi yang ketat, diharapkan Idul Adha 2025 dapat dirayakan dengan aman dan sehat, tanpa adanya kendala terkait kesehatan hewan kurban.