Maluku Kaya Raya! Optimalisasi TIK Perikanan Maluku Dongkrak PAD Triliunan Rupiah
Pemerintah Provinsi Maluku gencar melakukan optimalisasi TIK perikanan Maluku untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor kelautan yang berpotensi triliunan rupiah.

Pemerintah Provinsi Maluku secara serius mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari sektor perikanan. Langkah strategis ini diambil mengingat potensi kelautan Maluku yang sangat besar namun belum memberikan kontribusi signifikan terhadap kas daerah. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat proses ekspor hasil laut dan meningkatkan efisiensi tata kelola.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Maluku, Kasrul Selang, menyatakan bahwa pembenahan menyeluruh sangat diperlukan, terutama dalam aspek pemanfaatan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Pernyataan tersebut disampaikannya dalam kegiatan Evaluasi Kinerja Ekspor Maluku Semester I Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Maluku di Kota Ambon pada Kamis (31/7).
Optimalisasi TIK ini menjadi kunci untuk membuka potensi ekonomi Maluku yang terkandung dalam kekayaan lautnya. Dengan luas wilayah administratif mencapai 712.479,65 kilometer persegi, di mana 92,4 persen atau 658.294,69 kilometer persegi berupa lautan, Maluku menyimpan sumber daya laut hingga 3,9 juta ton. Potensi ini memiliki nilai ekonomi fantastis, diperkirakan mencapai Rp117 triliun.
Potensi Besar Sektor Perikanan Maluku dan Kontribusinya
Maluku, sebagai provinsi kepulauan, diberkahi dengan potensi kelautan yang luar biasa besar, menjadikannya salah satu lumbung ikan nasional. Meskipun demikian, kontribusi sektor perikanan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih belum optimal. Realisasi ekspor perikanan Maluku menunjukkan tren positif, namun masih banyak ruang untuk peningkatan yang signifikan.
Data dari Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Provinsi Maluku menunjukkan bahwa nilai ekspor komoditas perikanan Maluku mencapai Rp448 miliar pada semester I 2025. Angka ini menandai peningkatan sebesar 9,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024. Total volume ekspor perikanan selama Januari hingga Juni 2025 meliputi 243.430 ekor ikan hidup dan 5.118 ton komoditas non-hidup.
Angka-angka ini mengindikasikan bahwa meskipun ada peningkatan, potensi triliunan rupiah yang dimiliki Maluku belum sepenuhnya tergali. Diperlukan langkah-langkah inovatif dan terpadu untuk memastikan bahwa kekayaan laut ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan PAD provinsi.
Peran TIK dalam Digitalisasi Ekspor Perikanan
Untuk memaksimalkan penyerapan PAD dari sektor perikanan, digitalisasi tata kelola dan distribusi hasil laut dinilai sangat penting. Pemanfaatan TIK menjadi solusi efektif untuk mempercepat proses ekspor, meningkatkan efisiensi, dan memperluas akses pasar bagi produk perikanan Maluku. TIK memungkinkan integrasi data produksi, pelacakan rantai pasok, hingga layanan perizinan secara daring.
Melalui sistem digital, pelaku usaha dapat menjalankan kegiatan ekspor dengan lebih mudah dan transparan, mengurangi birokrasi yang berbelit. Selain itu, TIK juga mendukung transparansi retribusi dan pencatatan transaksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan akuntabilitas pendapatan daerah. Sistem yang terhubung langsung ke pelabuhan ekspor, seperti Maluku Integrated Port, akan menjembatani berbagai kendala logistik dan birokrasi yang selama ini menghambat optimalisasi potensi perikanan Maluku.
Digitalisasi ini tidak hanya mempercepat proses, tetapi juga membangun ekosistem bisnis yang lebih efisien dan terpercaya. Dengan data yang akurat dan real-time, pemerintah daerah dapat membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran, sementara pelaku usaha dapat merencanakan produksi dan distribusi dengan lebih baik, membuka peluang pasar baru di tingkat global.
Tantangan dan Langkah Percepatan Ekspor
Meskipun potensi besar dan upaya digitalisasi sedang digalakkan, ekspor perikanan Maluku masih menghadapi sejumlah tantangan. Kepala Karantina Maluku, Abdur Rohman, mengidentifikasi beberapa kendala utama yang perlu segera diatasi. Tantangan ini meliputi keterbatasan akses pasar, minimnya fasilitas logistik yang memadai, serta biaya operasional yang tinggi.
Selain itu, ketersediaan kontainer ekspor yang terbatas dan kurangnya layanan fumigasi juga menjadi hambatan signifikan dalam proses pengiriman produk perikanan ke pasar internasional. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan rencana aksi percepatan yang komprehensif dan terkoordinasi antar instansi terkait.
- Fasilitasi perluasan pasar ekspor ke berbagai negara.
- Penguatan kolaborasi antara instansi pusat dan daerah untuk sinergi kebijakan.
- Peningkatan kapasitas pelaku ekspor melalui pelatihan dan pendampingan.
- Penyederhanaan perizinan untuk mempercepat proses birokrasi.
- Revitalisasi infrastruktur penunjang ekspor, termasuk pelabuhan dan fasilitas penyimpanan.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendorong pertumbuhan sektor perikanan Maluku secara berkelanjutan.