BI Bali Siapkan Rp3,1 Triliun Uang Kartal Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menyediakan Rp3,1 triliun uang kartal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025, dengan layanan penukaran uang yang mudah diakses melalui berbagai kanal.
Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali telah resmi membuka layanan penukaran uang rupiah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pecahan kecil menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 1446 H tahun 2025. Layanan ini berlangsung dari tanggal 5 hingga 23 Maret 2025. Layanan ini menjawab kebutuhan masyarakat akan uang pecahan kecil untuk berbagai keperluan selama kedua hari raya tersebut. Hal ini juga merupakan upaya BI dalam memastikan kelancaran transaksi keuangan selama periode tersebut.
Kepala Kantor Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa penukaran uang kartal ini dilakukan melalui kerja sama dengan perbankan dan layanan kas keliling. Layanan ini dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi PINTAR di laman https://pintar.bi.go.id. Masyarakat dapat memesan jadwal dan lokasi penukaran sesuai dengan kebutuhan dan lokasi yang diinginkan. Sistem ini dirancang untuk memberikan kemudahan dan efisiensi bagi masyarakat Bali dalam mendapatkan uang pecahan kecil.
Sebagai contoh, pada tanggal 6 Maret 2025, layanan kas keliling tersedia di Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Badung, dengan jam operasional pukul 11.00-13.00 WITA. Layanan ini merupakan bagian dari program "cinta, bangga, dan paham rupiah (Serambi) 2025", yang juga mencakup edukasi terkait keaslian uang rupiah dan pengelolaan keuangan yang bijak, termasuk menabung dan berinvestasi. Gubernur Bali, Wayan Koster, secara resmi membuka program Serambi 2025 pada tanggal 5 Maret 2025.
Layanan Penukaran Uang dan Peningkatan Transaksi Non-Tunai
BI memproyeksikan kebutuhan uang kartal untuk periode tersebut mencapai Rp3,1 triliun, sedikit menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai Rp3,27 triliun. Penurunan ini diperkirakan karena semakin meluasnya penggunaan sistem pembayaran digital, seperti mobile banking, internet banking, dompet elektronik, dan QRIS. Hal ini menunjukkan pergeseran tren transaksi keuangan di Bali menuju sistem non-tunai.
Data BI Provinsi Bali menunjukkan peningkatan pesat penggunaan QRIS di Bali. Pada tahun 2024, terdapat 912.735 gerai usaha yang menggunakan QRIS, meningkat 15,25 persen dibandingkan tahun 2023. Nominal transaksi melalui QRIS juga tumbuh signifikan, mencapai Rp15,17 triliun dengan volume transaksi 111,5 juta transaksi, atau meningkat 144 persen. Untuk tahun 2025, BI menargetkan pertumbuhan pengguna QRIS di Bali mencapai 1,1 juta gerai.
Tren peningkatan transaksi non-tunai juga terlihat pada transaksi ATM-D dan kartu kredit. Pada triwulan I 2025, volume transaksi ATM-D diproyeksikan mencapai 48,53 juta, naik 13,32 persen dibandingkan triwulan IV 2024. Sementara itu, volume transaksi kartu kredit diperkirakan mencapai 2,34 juta pada triwulan I 2025, meningkat dari 2,16 juta transaksi pada triwulan IV 2024. Data ini menunjukkan tren positif dalam adopsi sistem pembayaran non-tunai di Bali.
Layanan penukaran uang ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang kartal selama periode Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Meskipun terjadi penurunan proyeksi kebutuhan uang kartal, BI tetap berkomitmen untuk menyediakan layanan yang optimal dan memastikan kelancaran transaksi keuangan di Bali. Peningkatan transaksi non-tunai juga menunjukkan perkembangan positif dalam sistem pembayaran di Bali, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong digitalisasi ekonomi.