BMKG Samarinda Ajak Instansi Terkait Atur Strategi Hadapi Musim Kemarau 2025
BMKG Samarinda mengajak seluruh instansi terkait untuk menyusun strategi menghadapi musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada akhir Juni hingga Agustus 2025 di Kalimantan Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Kalimantan Timur, mengajak seluruh instansi terkait untuk segera menyusun strategi dalam menghadapi musim kemarau yang diperkirakan akan melanda provinsi tersebut pada akhir Juni hingga Agustus 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda, Riza Arian Noor, pada Selasa, 6 Mei 2024 di Samarinda.
Menurut Riza, prakiraan musim kemarau di Kalimantan Timur tidak merata. Durasinya diperkirakan berlangsung antara satu hingga tiga bulan, bervariasi di setiap kabupaten dan kota. Informasi ini bukan hanya sekadar data teknis, tetapi juga menjadi acuan penting bagi perencanaan dan antisipasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul.
Antisipasi musim kemarau sangat krusial, terutama bagi sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan manajemen sumber daya air. Selain itu, dinas kehutanan juga perlu meningkatkan kesiapsiagaan bencana, mengingat lahan kering dan panas meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Antisipasi Bersama Hadapi Musim Kemarau
Riza menekankan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak dalam menghadapi potensi kekeringan, karhutla, dan kekurangan air. Pendekatan kolaboratif dinilai sebagai langkah efektif untuk meminimalisir dampak negatif musim kemarau. "Untuk itu, dalam antisipasi potensi kekeringan, kebakaran hutan dan lahan (karthutla), maupun kemungkinan menipisnya persediaan air, perlu diantisipasi bersama dengan melakukan pendekatan kolaboratif yang melibatkan banyak pihak," katanya.
BMKG Samarinda telah merilis prakiraan musim kemarau di berbagai wilayah Kalimantan Timur. Di Kabupaten Berau dan Kutai Timur, musim kemarau diperkirakan terjadi pada akhir Juni hingga awal Agustus. Sementara itu, di Kabupaten Kutai Kartanegara, musim kemarau diprediksi berlangsung dari akhir Juni hingga pertengahan Agustus.
Di Kota Bontang, musim kemarau diperkirakan dimulai pada akhir Juni dengan puncaknya pada Agustus. Kota Samarinda diperkirakan mengalami musim kemarau pada akhir Juni hingga pertengahan Juli, sedangkan Kota Balikpapan diperkirakan pada pertengahan Agustus. Kabupaten Penajam Paser Utara diprediksi mengalami musim kemarau pada awal Juli hingga pertengahan Agustus, dan Kabupaten Paser pada pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus.
Kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Kutai Barat, yang diperkirakan hanya mengalami musim kemarau singkat pada awal hingga pertengahan Juli. Uniknya, Kabupaten Mahakam Ulu diprediksi tidak mengalami musim kemarau sama sekali karena curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.
Puncak Musim Kemarau dan Antisipasi Hujan
Secara umum, puncak musim kemarau di Kalimantan Timur diprediksi terjadi pada bulan Agustus 2025. Meskipun demikian, BMKG memperkirakan masih akan ada hujan selama musim kemarau, mengingat posisi Kalimantan Timur di garis ekuator. Namun, sifat hujan pada musim kemarau 2025 diprakirakan berada dalam kategori normal.
Prakiraan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dan instansi terkait untuk mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sejak dini. Kerja sama dan koordinasi yang baik antar berbagai pihak sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif musim kemarau dan memastikan ketersediaan sumber daya air bagi masyarakat Kalimantan Timur.
Dengan mempertimbangkan prakiraan musim kemarau yang berbeda di setiap wilayah, penting bagi setiap daerah untuk melakukan perencanaan yang spesifik dan terukur. Hal ini meliputi penyediaan infrastruktur pendukung, edukasi kepada masyarakat, dan langkah-langkah mitigasi bencana. Kesigapan dan kesiapsiagaan semua pihak akan menentukan keberhasilan dalam menghadapi musim kemarau 2025.