BNC Cetak Laba Tertinggi Sepanjang Sejarah: Rp159,94 Miliar di Kuartal I-2025!
Bank Neo Commerce (BNC) berhasil mencetak laba Rp159,94 miliar di kuartal I-2025, tertinggi sepanjang sejarah, ditopang oleh peningkatan kualitas aset dan efisiensi operasional.
Jakarta, 30 April 2025 - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mencetak laba bersih sebesar Rp159,94 miliar pada kuartal I-2025. Capaian ini merupakan yang tertinggi sejak bank tersebut bertransformasi menjadi bank digital, menandai babak baru pertumbuhan yang signifikan.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk, Eri Budiono, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan rasa optimisme. "Kami percaya BNC berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan memberikan hasil yang lebih baik ke depannya," ujarnya. Keberhasilan ini menunjukkan strategi transformasi digital BNC membuahkan hasil positif dan berdampak pada peningkatan kinerja keuangan.
Kinerja positif BNC tidak hanya terlihat dari laba bersihnya. Sejumlah indikator keuangan kunci juga menunjukkan perbaikan signifikan, menandakan kesehatan dan stabilitas keuangan bank tersebut.
Kinerja Keuangan BNC: Pertumbuhan dan Peningkatan Efisiensi
Salah satu faktor kunci keberhasilan BNC adalah perbaikan kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (NPL Gross) berhasil ditekan menjadi 3,18 persen pada akhir kuartal I-2025, turun 0,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (3,94 persen). Penurunan NPL ini menunjukkan peningkatan kualitas pengelolaan kredit dan manajemen risiko yang efektif. Lebih lanjut, NPL Net juga terjaga pada level rendah, yaitu 0,36 persen.
Tidak hanya itu, rasio kecukupan modal (CAR) BNC juga meningkat menjadi 35,81 persen, naik dari 31,95 persen pada kuartal I-2024. Peningkatan CAR ini menunjukkan kekuatan permodalan BNC dan kemampuannya dalam menghadapi risiko. Hal ini juga menunjukkan kepercayaan investor dan regulator terhadap kinerja dan prospek BNC.
Efisiensi operasional BNC juga mengalami peningkatan yang signifikan. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) turun drastis menjadi 82,56 persen, turun 16,27 persen dari 98,83 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio CIR (Cost to Income Ratio) juga membaik menjadi 29,10 persen, dibandingkan 31,82 persen pada kuartal I-2024. Penurunan BOPO dan CIR ini menunjukkan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional BNC.
Sebagai indikator profitabilitas, Return on Equity (ROE) BNC mencapai 18,51 persen dan Return on Assets (ROA) sebesar 3,61 persen. Angka-angka ini menunjukkan kemampuan BNC dalam menghasilkan keuntungan dari modal dan aset yang dikelolanya.
Strategi BNC untuk Pertumbuhan Berkelanjutan
BNC telah merumuskan sejumlah strategi untuk mempertahankan pertumbuhan positif dan keberlanjutan bisnis di masa depan. Strategi tersebut meliputi:
- Pertumbuhan aset melalui kolaborasi dengan mitra baru dan peluncuran produk inovatif.
- Pendekatan yang lebih terarah ke segmen nasabah affluent dengan personalisasi layanan.
- Ekspansi di segmen komersial untuk diversifikasi portofolio.
- Pemantauan ketat terhadap kualitas aset untuk menjaga kesehatan portofolio.
- Perketatan manajemen biaya untuk menjaga efisiensi operasional dan memperkuat profitabilitas.
BNC menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12 persen hingga 15 persen, dengan fokus pada kredit yang sehat dan terukur untuk menjaga rasio NPL tetap terkendali. Dengan strategi yang komprehensif ini, BNC optimis dapat membangun fondasi yang kuat untuk keberlanjutan bisnis di masa depan.
Keberhasilan BNC dalam mencetak laba tertinggi sepanjang sejarahnya menjadi bukti nyata keberhasilan strategi transformasi digital dan pengelolaan risiko yang efektif. Ke depannya, BNC diharapkan dapat terus meningkatkan kinerja dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.