BNPB Tekankan Fleksibilitas Status Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta penetapan status tanggap darurat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, harus fleksibel dan mengikuti dinamika aktivitas vulkanik.
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi pada Minggu (27/4) pukul 21.15 WITA, menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 4.000 meter di atas puncak. Erupsi ini, yang terekam dengan amplitudo maksimum 47,3 milimeter dan durasi 1 menit 4 detik, disertai dentuman keras. BNPB, melalui Direktur Dukungan Infrastruktur Daruratnya, Andria Yuferryzal, menekankan perlunya fleksibilitas dalam penetapan status tanggap darurat bencana ini.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Diskusi Dinamika Penetapan Status Keadaan Darurat Bencana yang disiarkan daring pada Senin (28/4). Andria menjelaskan bahwa karakteristik erupsi yang fluktuatif membuat penetapan status darurat tidak bisa dilakukan secara kaku. Ia menggunakan analogi yang menarik: "Gunung itu seperti istri yang sedang hamil, sulit diprediksi. Bisa tiba-tiba berubah. Sudah turun ke transisi, bisa naik lagi menjadi tanggap darurat," ujarnya.
Meskipun status tanggap darurat saat ini diperpanjang hingga Agustus 2025, BNPB menegaskan bahwa perpanjangan tersebut harus melalui rapat koordinasi dan evaluasi bersama, bukan hanya keputusan BPBD Flores Timur. Keputusan perpanjangan, menurut Andria, harus mencantumkan alasan yang jelas dalam Surat Keputusan (SK), misalnya kebutuhan akses dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Perpanjangan Status Darurat dan Aspek Administrasi
Andria Yuferryzal juga mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek administrasi, khususnya dalam pencantuman klausul penggunaan BTT. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemeriksaan di kemudian hari dan memastikan transparansi penggunaan dana. Dengan demikian, proses perpanjangan status darurat harus dilakukan secara terukur dan terdokumentasi dengan baik.
Perlu adanya koordinasi yang kuat antara BNPB, BPBD Flores Timur, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan respon yang cepat dan tepat terhadap perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana darurat juga menjadi hal yang krusial.
BPBD Flores Timur perlu memastikan bahwa semua prosedur administrasi dipenuhi dengan benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal ini akan membantu dalam proses pengawasan dan pertanggungjawaban penggunaan dana BTT.
Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki
Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu malam menghasilkan kolom abu setinggi 5.584 meter di atas permukaan laut. Abu vulkanik tersebut menyebar ke arah utara dan timur laut. Meskipun erupsi terjadi, Gunung Lewotobi Laki-laki masih berstatus Siaga (Level III).
BNPB mengimbau seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan merespons perkembangan aktivitas vulkanik secara cepat dan terkoordinasi. Pemantauan aktivitas gunung api secara intensif perlu terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi erupsi susulan.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Penting untuk selalu waspada dan siap menghadapi potensi bahaya erupsi.
Dengan memperhatikan dinamika aktivitas vulkanik yang fluktuatif, BNPB menekankan pentingnya fleksibilitas dalam penetapan status tanggap darurat. Koordinasi dan transparansi dalam pengelolaan dana darurat juga menjadi hal yang krusial untuk memastikan penanganan bencana yang efektif dan efisien.