BPOM Ingatkan Produsen Obat Alam: Utamakan Mutu, Bukan Iklan Menyesatkan!
BPOM mengingatkan produsen obat bahan alam untuk memprioritaskan mutu dan keamanan produk, bukan iklan bombastis yang menyesatkan konsumen, karena hanya mutu yang menjamin keberlangsungan produk.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan peringatan keras kepada para pelaku usaha obat bahan alam di Indonesia. Peringatan ini disampaikan menyusul maraknya iklan-iklan bombastis yang menyesatkan konsumen. Direktur Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan BPOM, Rustyawati, menekankan pentingnya mengutamakan mutu dan keamanan produk, bukan sekadar mengejar keuntungan melalui iklan yang berlebihan.
Pernyataan tersebut disampaikan Rustyawati saat membuka Forum Koordinasi Iklan dan Penandaan Obat Bahan Alam, Obat Kuasi, dan Suplemen Kesehatan di Kantor BPOM, Jakarta, Jumat (9/5). Ia menyoroti masih banyaknya pelanggaran dalam penandaan dan periklanan produk obat bahan alam, termasuk klaim berlebihan yang tidak didukung bukti ilmiah. BPOM menemukan banyak produk yang menggunakan klaim seperti "langsung cantik", "langsung sembuh", atau "turun 10 kilo dalam seminggu" tanpa dasar yang kuat.
Situasi ini diperparah oleh mudahnya masyarakat Indonesia terpengaruh oleh tren di media sosial. Produk-produk dengan klaim bombastis tersebut dengan cepat menarik perhatian dan menjadi laris di pasaran. Rustyawati memberikan contoh produk pelangsing atau pemutih yang hanya mengandung antioksidan biasa, namun diiklankan dengan klaim yang berlebihan. Hal ini dinilai sangat rawan disalahgunakan dan merugikan konsumen.
Mutu Produk dan Kepercayaan Konsumen
Rustyawati menjelaskan bahwa iklan dan penandaan yang berlebihan, tidak objektif, dan menyesatkan akan merugikan semua pihak, termasuk konsumen yang memiliki persepsi dan ekspektasi yang tidak realistis. Tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap aturan iklan dan penandaan obat bahan alam masih rendah, hanya sekitar 66 hingga 79 persen. Artinya, sekitar 21 hingga 34 persen produk di pasar memiliki iklan atau label yang tidak sesuai ketentuan.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang mengutamakan keuntungan bisnis tanpa memperhatikan keamanan dan kualitas produk. Meskipun iklan yang menjanjikan dapat mendongkrak penjualan awal, keberlanjutannya bergantung pada kualitas produk yang terbukti. Kepercayaan konsumen hanya akan terbangun pada produk yang benar-benar bermutu dan aman.
BPOM menemukan bahwa klaim-klaim berlebihan seringkali ditemukan pada produk-produk yang sebenarnya hanya memiliki kandungan antioksidan biasa. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan untuk mengeksploitasi kepercayaan konsumen demi keuntungan bisnis semata. BPOM menghimbau agar produsen lebih bertanggung jawab dan mengutamakan kualitas produk daripada strategi pemasaran yang menyesatkan.
Langkah BPOM ke Depan
BPOM berkomitmen untuk terus mendorong komitmen kolektif industri dalam menjaga integritas dan kepercayaan publik terhadap obat bahan alam. Upaya ini dilakukan sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan daya saing produk dalam negeri secara berkelanjutan. BPOM akan terus mengawasi dan menindak tegas pelaku usaha yang melanggar aturan periklanan dan penandaan produk obat bahan alam.
BPOM juga akan meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam memilih produk obat bahan alam. Masyarakat diimbau untuk selalu memperhatikan komposisi, izin edar, dan klaim yang tertera pada kemasan produk. Jangan mudah tergiur oleh iklan yang bombastis tanpa bukti ilmiah yang kuat.
Dengan meningkatkan kualitas produk dan transparansi informasi, diharapkan industri obat bahan alam di Indonesia dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. BPOM berharap agar produsen obat bahan alam dapat memprioritaskan mutu dan keamanan produk, sehingga kepercayaan konsumen dapat terjaga dan industri ini dapat berkembang secara sehat dan bertanggung jawab.
Ke depannya, BPOM akan meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap produsen yang melanggar aturan. Selain itu, BPOM juga akan gencar melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih produk obat bahan alam.