BPR dan BPRS Kalteng Tumbuh Signifikan, Aset Tembus Rp2,45 Triliun
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) di Kalimantan Tengah (Kalteng) menunjukan pertumbuhan aset yang signifikan hingga Rp2,45 triliun pada Desember 2024.
Palangka Raya, 5 Maret 2025 - Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Kalimantan Tengah (Kalteng) menorehkan prestasi membanggakan dengan pertumbuhan kinerja yang signifikan sepanjang tahun 2024. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalteng, Primandanu Febriyan Aziz, dalam konferensi pers di Palangka Raya, Rabu.
Pertumbuhan ini terlihat jelas dari berbagai indikator keuangan, termasuk peningkatan aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan penyaluran kredit atau pembiayaan. Data yang dirilis OJK Kalteng menunjukkan lonjakan angka yang cukup mengesankan, menandakan geliat sektor perbankan di daerah tersebut.
Lebih lanjut, Aziz menjelaskan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras dan strategi yang tepat dari para pelaku BPR dan BPRS di Kalteng dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis. Pertumbuhan ini diharapkan dapat mendorong perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalteng.
Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit BPR/BPRS Kalteng
Berdasarkan data OJK Kalteng, aset BPR dan BPRS di Kalteng mengalami peningkatan sebesar Rp0,14 triliun atau 6,04 persen secara year on year (yoy). Angka ini menunjukkan peningkatan dari Rp2,31 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp2,45 triliun pada Desember 2024. Pertumbuhan ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Kalteng semakin meningkat.
Tidak hanya aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan yang positif. DPK BPR dan BPRS meningkat sebesar Rp0,09 triliun atau 6,57 persen (yoy), dari Rp1,34 triliun menjadi Rp1,43 triliun. Peningkatan DPK ini menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di BPR dan BPRS Kalteng.
Sementara itu, penyaluran kredit dan pembiayaan juga menunjukkan tren positif. Kredit/pembiayaan BPR dan BPRS di Kalteng meningkat sebesar Rp0,15 triliun atau 7,74 persen (yoy), dari Rp1,84 triliun menjadi Rp1,99 triliun. Peningkatan ini menunjukkan peran aktif BPR dan BPRS dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalteng melalui pembiayaan kepada UMKM dan sektor riil lainnya.
Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa Non Performing Loan (NPL)/Non Performing Finance (NPF) juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 1,47 persen (yoy), dari 2,98 persen menjadi 4,45 persen. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah antisipatif guna menjaga stabilitas sistem keuangan di Kalteng.
Kinerja Positif Bank Umum Kalteng
Tidak hanya BPR dan BPRS, kinerja bank umum di Kalteng juga menunjukkan tren positif pada periode yang sama. Aset bank umum meningkat hingga 11,78 persen (yoy) atau sebesar Rp8,85 triliun, dari Rp75,13 triliun menjadi Rp83,98 triliun. Pertumbuhan aset ini menunjukkan kinerja keuangan bank umum yang sangat baik.
Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum juga mengalami pertumbuhan sebesar 7,66 persen (yoy) atau Rp3,21 triliun, dari Rp42,02 triliun menjadi Rp45,23 triliun. Peningkatan DPK ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan di Kalteng yang semakin tinggi.
Kredit/pembiayaan bank umum di Kalteng juga mengalami peningkatan hingga 6,73 persen (yoy) atau sebesar Rp3,17 triliun, dari Rp47,03 triliun menjadi Rp50,20 triliun. Peningkatan ini menunjukkan peran penting bank umum dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kalteng.
Secara keseluruhan, kinerja sektor perbankan di Kalteng menunjukkan tren positif pada tahun 2024. Pertumbuhan aset, DPK, dan kredit baik di BPR/BPRS maupun bank umum menunjukkan geliat ekonomi di Kalteng yang cukup baik. Namun, peningkatan NPL/NPF pada BPR/BPRS perlu menjadi perhatian agar tetap terjaga stabilitas sistem keuangan.