BRI Fokus Kelola Risiko Jangka Panjang, Bukukan Laba Rp60,64 Triliun di 2024
BRI memprioritaskan pengelolaan risiko jangka panjang dan membukukan laba Rp60,64 triliun di tahun 2024 dengan tetap menjaga stabilitas laba di tengah dinamika pasar.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengumumkan fokusnya pada pengelolaan risiko jangka panjang di tengah ketidakpastian ekonomi. Hal ini dilakukan dengan menyediakan cadangan yang cukup dan menjaga stabilitas laba, meskipun dihadapkan pada dinamika pasar yang kompleks. Direktur Utama BRI, Sunarso, menjelaskan strategi ini dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/2).
Pada tahun 2024, BRI berhasil membukukan laba sebesar Rp60,64 triliun. Keberhasilan ini, menurut Sunarso, merupakan hasil dari tata kelola bisnis dan manajemen risiko yang baik, serta strategi kehati-hatian dalam menghadapi berbagai potensi risiko. Ia menekankan bahwa laba tersebut tidak perlu ditahan sebagai modal karena modal BRI sudah sangat kuat. "Dalam situasi yang tidak mudah, tetap kita masih membukukan laba Rp60,64 triliun. Dan laba tersebut tidak perlu kita tahan sebagai modal. Karena modal kita sudah sangat kuat," ujar Sunarso.
Strategi kehati-hatian BRI terlihat dari berbagai indikator kinerja. Pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) BRI hingga akhir Desember 2024 mencapai 9,6 persen year on year (yoy), menunjukkan pertumbuhan organik yang sehat di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Selain itu, non-performing loan (NPL) coverage ratio mencapai 215,05 persen per Desember 2024, menandakan kesiapan BRI menghadapi potensi peningkatan pinjaman bermasalah.
Manajemen Risiko dan Ketahanan BRI
Sunarso menjelaskan bahwa cadangan yang besar tersebut berfungsi sebagai bantalan untuk mengantisipasi potensi kerugian, termasuk penghapusbukuan (write-off) kredit macet. "BRI memandang bahwa ke depan masih ada ketidakpastian, maka kita sudah cadangkan. Artinya apa? menyediakan ketenangan, menyediakan cadangan bantalan. Kalau terjadi apa-apa, kita aman karena cadangannya kita sediakan," jelasnya. Dengan demikian, strategi ini menunjukkan komitmen BRI dalam menjaga ketahanan jangka panjang perusahaan.
Meskipun fokus pada pengelolaan risiko, BRI tetap berkomitmen memberikan keuntungan optimal bagi pemegang saham. Buktinya, pada pembagian dividen interim tahun buku 2024, BRI membagikan total dividen Rp20,34 triliun, dengan Rp10,88 triliun di antaranya disetorkan kepada negara sebagai pemegang saham mayoritas. Kontribusi ini mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan penerimaan negara.
Fundamental BRI yang kuat ditunjukkan oleh berbagai indikator positif. Pertumbuhan PPOP yang signifikan menunjukkan kinerja operasional yang sehat dan berkelanjutan. Sementara itu, NPL coverage ratio yang tinggi menunjukkan kemampuan BRI dalam menghadapi potensi kerugian dari kredit macet. Kombinasi dari kedua hal ini menunjukkan bahwa BRI memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan.
Komitmen BRI terhadap Stabilitas Ekonomi Nasional
Pembagian dividen yang signifikan kepada negara juga menunjukkan komitmen BRI terhadap pembangunan ekonomi nasional. Dana tersebut dapat digunakan untuk mendanai berbagai program strategis pemerintah, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara perusahaan dan pemerintah dalam memajukan perekonomian Indonesia.
Secara keseluruhan, strategi BRI yang berfokus pada pengelolaan risiko jangka panjang, diimbangi dengan komitmen terhadap pemegang saham dan pembangunan ekonomi nasional, menunjukkan langkah yang bijak dan berkelanjutan. Keberhasilan BRI dalam membukukan laba yang signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi menjadi bukti efektifitas strategi tersebut.
Dengan kinerja keuangan yang solid dan manajemen risiko yang terukur, BRI menunjukkan kesiapannya menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan. Hal ini memberikan keyakinan bagi investor dan stakeholders akan keberlanjutan kinerja BRI di tahun-tahun mendatang.