DBS Group Research: BI Diprediksi Pangkas Suku Bunga 50 bps Tahun Ini
DBS Group Research memproyeksikan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps pada tahun ini karena inflasi yang rendah dan kondusif.
Jakarta, 22 April 2025 - DBS Group Research memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan diturunkan sebesar 50 basis poin (bps) pada tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada penurunan inflasi sepanjang tahun, yang membuka peluang bagi pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral. Siapa yang memprediksi? DBS Group Research. Kapan prediksi ini disampaikan? Pada 22 April 2025. Di mana? Di Jakarta. Mengapa? Karena inflasi yang rendah. Bagaimana? Dengan menganalisis data inflasi dan kondisi ekonomi.
Senior Economist Bank DBS, Radhika Rao, menjelaskan bahwa "DBS Group Research memperkirakan para pembuat kebijakan masih akan memanfaatkan peluang yang ada, ketika isu tarif mengendap, untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps di tahun ini, karena suku bunga riil menandakan adanya penyangga yang signifikan." Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan resmi yang dikutip di Jakarta pada Selasa, 22 April 2025.
Proyeksi penurunan suku bunga ini didorong oleh angka inflasi yang terkendali. Inflasi Maret 2025 secara tahunan (year on year/yoy) tercatat sebesar 1,03 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,22. Angka ini menunjukkan bahwa kondisi inflasi berada di bawah target Bank Indonesia.
Inflasi Terkendali, Peluang Pelonggaran Kebijakan Moneter
Penurunan inflasi juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik, tarif tol, dan tiket transportasi udara. Hal ini terlihat dari penurunan inflasi yang diatur pemerintah (administered prices) yang berada di level -3,2 persen secara tahunan, dibandingkan rata-rata -7,7 persen pada dua bulan pertama tahun 2025. "Inflasi transportasi tetap dibatasi oleh penyesuaian penurunan harga nonsubsidi," tambah Radhika.
Meskipun demikian, DBS Group Research mencatat bahwa penerapan kebijakan 'sekali jalan' membuat inflasi Maret meningkat dibandingkan rata-rata kenaikan 0,3 persen pada bulan Januari-Februari. Inflasi IHK tetap berada di bawah target Bank Indonesia (1,5 persen hingga 3,5 persen). Inflasi inti rata-rata mencapai 2,4 persen pada triwulan pertama tahun 2025.
DBS Group Research memproyeksikan inflasi umum akan bergerak lebih tinggi pada paruh kedua tahun 2025. Namun, mereka merevisi penurunan inflasi setahun penuh menjadi 1,7 persen secara tahunan, dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,0 persen.
Perhatian terhadap Pasar Keuangan
Meskipun proyeksi inflasi mendukung pelonggaran kebijakan moneter, Bank Indonesia kemungkinan akan memperhatikan pasar keuangan. Pelemahan rupiah dan potensi ketidakpastian global menjadi pertimbangan penting. Radhika menambahkan, "Para pembuat kebijakan kemungkinan akan mengawasi pasar keuangan, dengan pelemahan lebih lanjut pada rupiah dan obligasi, karena ketidakpastian global dan ketidakjelasan yang berkepanjangan mengenai perkembangan fiskal dalam negeri yang dapat mendorong pasar untuk memperkirakan penurunan suku bunga pada kuartal ini."
Kesimpulannya, proyeksi penurunan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps oleh DBS Group Research didasari oleh inflasi yang terkendali. Namun, perkembangan pasar keuangan dan ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan oleh Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan moneter selanjutnya.