DPR Desak Tindakan Tegas Negara Atas Serangan KKB di Yahukimo
Serangan KKB di Yahukimo yang menewaskan seorang guru dan melukai lainnya mendapat kecaman DPR, mendesak pemerintah bertindak tegas.
Serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3) sekitar pukul 16.00 WIT, telah mengakibatkan satu guru meninggal dunia, tiga luka berat, dan empat luka ringan. Dua warga Yahukimo lainnya yang menjadi korban selamat dan memilih untuk tidak dievakuasi. Peristiwa ini melibatkan para tenaga pendidik dan kesehatan yang sedang bertugas di wilayah pedalaman Papua. Serangan tersebut telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Anggota Komisi I DPR RI.
Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mengecam keras tindakan biadab KKB tersebut. Ia menekankan pentingnya tindakan tegas dari pemerintah untuk menghentikan aksi terorisme yang dilakukan oleh kelompok tersebut. "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang seharusnya dilindungi, bukan menjadi korban kekerasan. Negara tidak boleh diam, tindakan tegas harus segera dilakukan untuk menumpas kelompok ini," tegas Hasanuddin.
Hasanuddin menilai serangan terhadap tenaga pendidik dan kesehatan merupakan bentuk terorisme yang bertujuan untuk menciptakan rasa takut dan menghambat pembangunan sumber daya manusia di Papua. Ia juga menyatakan bahwa KKB telah berubah menjadi kelompok teroris yang mengancam keutuhan bangsa dan masa depan anak-anak Papua. Pernyataan ini menunjukkan keprihatinan yang mendalam atas dampak jangka panjang dari aksi kekerasan tersebut.
Tindakan Tegas dan Strategi Keamanan Terintegrasi
TB Hasanuddin mendesak aparat keamanan untuk segera mengambil langkah cepat dan terukur guna memastikan keamanan di wilayah Yahukimo dan menindak tegas para pelaku penyerangan. Ia juga menyoroti pentingnya strategi keamanan yang lebih efektif dan terintegrasi di Papua. Hal ini mencakup penguatan pengamanan di daerah rawan dan perlindungan bagi tenaga pendidik serta masyarakat sipil.
Lebih lanjut, Hasanuddin meminta pemerintah untuk mempercepat upaya penegakan hukum dan memberikan perhatian khusus kepada keluarga para korban. "Kita tidak boleh membiarkan para pelaku ini terus meneror rakyat Papua dan mengganggu stabilitas nasional," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen DPR untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi masalah keamanan di Papua.
Kapolres Yahukimo, AKBP Heru Hidayanto, telah mengakui adanya laporan terkait penyerangan tersebut. Insiden ini terjadi saat KKB melintas dan menyerang para guru kontrak. Korban yang meninggal dunia bernama Rosalia Rerek Sogen, sementara korban luka berat adalah Doinisiar Taroci More, Vantiana Kambu, dan Paskalia Peni Tere Liman. Korban luka ringan meliputi Fidelis De Lena, Kosmas Paga, Penus Lepi, dan Irawati. Lenike Saban dan Erens merupakan dua korban lainnya yang memilih untuk tidak dievakuasi.
Delapan korban yang dievakuasi merupakan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang tengah menjalankan tugas di wilayah pedalaman Papua. Kejadian ini sekali lagi menyoroti tantangan keamanan dan aksesibilitas layanan dasar di wilayah tersebut.
Perlindungan Guru dan Pembangunan Papua
Serangan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Yahukimo merupakan tragedi kemanusiaan yang memprihatinkan. Kejadian ini bukan hanya merenggut nyawa dan melukai fisik para korban, tetapi juga menghambat upaya pembangunan sumber daya manusia di Papua. Perlindungan terhadap tenaga pendidik dan tenaga kesehatan menjadi sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan layanan pendidikan dan kesehatan di wilayah tersebut.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi perlunya strategi keamanan yang komprehensif dan terintegrasi di Papua. Penguatan keamanan di daerah rawan, perlindungan bagi warga sipil, dan penegakan hukum yang tegas menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi pembangunan di Papua.
Pemerintah perlu memastikan bahwa para pelaku penyerangan segera diadili dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan dukungan dan bantuan kepada keluarga korban, termasuk pemulihan trauma dan jaminan kesejahteraan.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya komitmen bersama untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di Papua. Semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan bahwa tragedi serupa tidak terulang kembali dan pembangunan di Papua dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Ke depan, pemerintah perlu meningkatkan koordinasi antar lembaga terkait untuk mengatasi masalah keamanan di Papua. Penting juga untuk melibatkan masyarakat lokal dalam upaya menciptakan perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Serangan KKB di Yahukimo menuntut tindakan tegas dan terukur dari pemerintah. Pentingnya strategi keamanan terintegrasi, perlindungan bagi tenaga pendidik dan masyarakat sipil, serta penegakan hukum yang adil menjadi fokus utama dalam mengatasi masalah ini dan menciptakan perdamaian di Papua.