Ekspor NTB Melonjak 794% di Februari 2025, Didominasi Komoditas Non-Tambang
Nilai ekspor Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Februari 2025 mencapai 7,28 juta dolar AS, meningkat drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan didorong oleh komoditas non-tambang seperti ikan, udang, dan perhiasan.
Mataram, 17 Maret 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat capaian luar biasa pada Februari 2025. Nilai ekspor NTB mencapai 7,28 juta dolar AS, sebuah lonjakan signifikan yang sepenuhnya ditopang oleh komoditas non-tambang. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor non-tambang NTB di pasar internasional. Pertumbuhan ini juga menandai pergeseran ekonomi NTB yang semakin bergantung pada sektor non-tambang.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, memaparkan bahwa komoditas unggulan ekspor NTB pada bulan tersebut adalah ikan dan udang, mencapai 2,81 juta dolar AS atau 39,59 persen dari total nilai ekspor. Udang kaki putih dan lobster batu menjadi primadona, diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Chili, dan Taiwan melalui pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Ngurah Rai (Bali), dan Bizam (Lombok Tengah).
Lonjakan ekspor ini tidak hanya disebabkan oleh peningkatan volume, tetapi juga peningkatan permintaan global terhadap produk perikanan NTB yang berkualitas. Hal ini menunjukkan keberhasilan NTB dalam mengembangkan sektor perikanan dan memasarkan produknya ke pasar internasional.
Komoditas Unggulan Penopang Ekspor NTB
Selain ikan dan udang, beberapa komoditas non-tambang lainnya juga berkontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai ekspor NTB. Perhiasan dan permata, terutama mutiara budidaya, menyumbang 1,84 juta dolar AS (25,24 persen) dan diekspor ke Hongkong, Jepang, dan Tiongkok. Hal ini menunjukkan potensi besar sektor perhiasan dan permata NTB di pasar internasional.
Ekspor daging dan ikan olahan juga tercatat cukup tinggi, mencapai 1,52 juta dolar AS (20,89 persen), ditujukan ke Amerika Serikat, Puerto Rico, dan Singapura. Ini menunjukkan keberhasilan NTB dalam mengolah hasil laut menjadi produk bernilai tambah yang diminati pasar internasional.
Komoditas buah-buahan, khususnya kacang mete, juga berkontribusi dengan nilai ekspor sebesar 662.655 dolar AS (9,10 persen) ke Vietnam. Sementara itu, ekspor batu apung mencapai 244.759 dolar AS (3,36 persen) ke Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan. Rumput laut juga turut menyumbang 176.760 dolar AS (2,43 persen) ke Tiongkok, Vietnam, dan Singapura.
Dampak Kebijakan Larangan Ekspor Konsentrat
Pertumbuhan ekspor NTB yang signifikan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat yang melarang ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sejak 1 Januari 2025. Larangan ini mendorong fokus pada pengembangan dan peningkatan ekspor komoditas non-tambang.
Dengan tidak adanya ekspor konsentrat, semua nilai ekspor NTB pada Januari dan Februari 2025 sepenuhnya berasal dari komoditas non-tambang. Hal ini menunjukkan keberhasilan program hilirisasi industri yang sedang dijalankan pemerintah, yang berdampak positif bagi perekonomian NTB.
Perbandingan data menunjukkan peningkatan luar biasa. Dibandingkan dengan Januari 2025 (3,89 juta dolar AS), ekspor Februari 2025 meningkat 87,17 persen. Jika dibandingkan dengan Februari 2024 (0,81 juta dolar AS), peningkatannya mencapai angka fantastis, yaitu 794,44 persen. Ini merupakan bukti nyata keberhasilan NTB dalam diversifikasi ekonomi dan pengembangan sektor non-tambang.
Ke depan, diharapkan program hilirisasi industri akan terus mendorong pertumbuhan sektor non-tambang di NTB, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah secara berkelanjutan. Potensi komoditas unggulan NTB perlu terus dikembangkan dan dipasarkan secara optimal ke pasar internasional.