Harga Sembako di Sukabumi Jelang Lebaran 2025 Naik, Tapi Masih Wajar!
Wali Kota Sukabumi memastikan kenaikan harga sembako menjelang Lebaran 2025 masih dalam batas kewajaran, meski beberapa komoditas mengalami peningkatan harga.
Jelang perayaan Idul Fitri 1446 H atau Lebaran 2025, tepatnya lima hari sebelum hari raya, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kenaikan harga pada beberapa komoditas sembako. Namun, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, memastikan bahwa kenaikan tersebut masih dalam batas kewajaran dan tidak signifikan. Hal ini disampaikannya usai melakukan pemantauan langsung ke sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi pada Selasa.
Pemantauan yang dilakukan Wali Kota Sukabumi bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga sembako bagi masyarakat. Kenaikan harga, menurut Wali Kota, terjadi sejak Minggu (23/3) dan dipicu oleh peningkatan permintaan masyarakat yang tengah mempersiapkan kebutuhan Lebaran. Pemerintah Kota Sukabumi pun berkomitmen untuk terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna mencegah lonjakan harga yang lebih signifikan.
Wali Kota Ayep Zaki juga menghimbau masyarakat untuk tidak panik membeli dan melakukan aksi borong sembako. Pasalnya, Pemkot Sukabumi memastikan ketersediaan stok sembako masih aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat hingga Lebaran. Langkah ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelangkaan dan inflasi yang lebih tinggi.
Kenaikan Harga Sembako yang Terjadi
Beberapa komoditas sembako di Kota Sukabumi mengalami kenaikan harga, namun masih di bawah 10 persen. Bawang merah misalnya, naik dari harga semula Rp45.000-Rp47.000 per kilogram menjadi Rp50.000 per kilogram. Bawang putih juga mengalami kenaikan dari Rp40.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Sementara itu, cabai merah keriting naik dari Rp40.000 menjadi Rp44.000 per kilogram, dan telur ayam ras naik dari Rp26.000 menjadi Rp27.000-Rp28.000 per kilogram.
Meskipun terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas, Wali Kota memastikan bahwa pasokan sembako ke pasar tradisional dan modern di Kota Sukabumi tetap lancar dan tercukupi. Pemerintah Kota Sukabumi akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan sembako menjelang Lebaran.
"Ada beberapa komoditas sembako yang harganya naik, namun kenaikannya masih dalam batas kewajaran atau tidak signifikan," kata Wali Kota Ayep Zaki. Beliau juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga stabilitas harga dan mencegah kepanikan.
Komoditas yang Harga Tetap Stabil
Di tengah kenaikan harga beberapa komoditas, sejumlah barang kebutuhan pokok lainnya tetap stabil. Harga daging ayam broiler masih berada di angka Rp36.000 per kilogram, daging sapi Rp130.000 per kilogram, dan minyak goreng curah Rp18.000-Rp18.500 per kilogram. Minyak goreng kemasan dijual dengan harga Rp21.000 per liter, gula pasir Rp19.000 per kilogram, beras premium Rp15.000 per kilogram, dan beras medium Rp13.500 per kilogram.
Stabilitas harga komoditas ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Kota Sukabumi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan cukup efektif. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga di masa mendatang.
Pemerintah Kota Sukabumi akan terus berupaya untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga sembako, sehingga masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan nyaman. Imbauan untuk tidak panik membeli dan melakukan aksi borong terus digaungkan untuk mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali.
"Kenaikan harga tersebut terjadi sejak Minggu (23/3) karena adanya peningkatan permintaan dari masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan sembako untuk merayakan Idul Fitri," tambah Wali Kota Ayep Zaki menjelaskan penyebab kenaikan harga.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, situasi harga sembako di Kota Sukabumi menjelang Lebaran 2025 masih terkendali. Meskipun ada kenaikan harga pada beberapa komoditas, kenaikan tersebut masih dalam batas kewajaran dan tidak signifikan. Pemerintah Kota Sukabumi terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan sembako, serta menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan melakukan pembelian secara bijak.