Hiu Berjalan: Daya Tarik Baru Wisata Selam di Teluk Cendrawasih
Hiu berjalan, spesies endemik Papua, kini menjadi daya tarik wisata selam di Taman Nasional Teluk Cendrawasih dan berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih (TNTC) di Papua Barat, baru-baru ini menyoroti spesies hiu berjalan (Emiscyllium galei) sebagai daya tarik wisata bahari yang menjanjikan. Hewan nokturnal ini, meski belum seterkenal hiu paus, mampu menarik minat wisatawan penyelam, khususnya yang gemar menyelam malam hari. Penemuan ini terjadi di perairan TNTC, dan berpotensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Kepala Balai Besar TNTC, Supartono, mengungkapkan hal ini pada Sabtu lalu di Manokwari.
Keberadaan hiu berjalan sebagai salah satu spesies endemik di TNTC, dinilai mampu memperpanjang durasi kunjungan wisatawan. "Hiu berjalan sebagai salah satu spesies endemik berpotensi menambah waktu kunjungan wisatawan pecinta selam," ungkap Supartono. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal melalui sektor pariwisata.
Lebih lanjut, Supartono menjelaskan bahwa penetapan status pengelolaan hiu berjalan sebagai satwa prioritas diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi jangka panjang bagi masyarakat pesisir Teluk Cendrawasih. Upaya edukasi kepada masyarakat setempat terus dilakukan Balai Besar TNTC agar mereka turut serta menjaga kelestarian ekosistem dan keberlangsungan hidup hiu berjalan.
Potensi Ekowisata dan Ancaman yang Dihadapi
Balai Besar TNTC secara aktif mengedukasi masyarakat agar turut serta menjaga kelestarian hiu berjalan. "Sejauh ini hiu berjalan bukan sebagai target penangkapan para nelayan dan justru memiliki potensi ekowisata dan kegiatan penelitian," jelas Supartono. Penetapan status pengelolaan yang lebih tinggi diharapkan dapat mendukung visi misi Balai Besar TNTC sebagai pusat riset hiu di wilayah timur Indonesia.
Namun, ancaman terhadap populasi hiu berjalan tetap ada. Aktivitas antropogenik seperti penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, pembangunan di wilayah pesisir yang menyebabkan degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan pemutihan terumbu karang menjadi ancaman serius. Supartono menambahkan, "Pemanfaatan lain yang dilakukan oleh masyarakat setempat selama ini masih bersifat tradisional dan tidak menyentuh ranah komersil."
Meskipun demikian, potensi ekowisata yang ditawarkan hiu berjalan cukup besar. Keunikannya sebagai hiu yang berjalan di dasar laut menjadi daya tarik tersendiri bagi para penyelam. Hal ini membuka peluang bagi pengembangan wisata selam malam hari yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Teluk Cendrawasih.
Jenis dan Persebaran Hiu Berjalan
Supartono menyebutkan bahwa terdapat sekitar sembilan jenis hiu berjalan, dengan enam jenis di antaranya tersebar di perairan Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru. Empat jenis hiu berjalan bahkan berstatus endemik. Jenis-jenis tersebut meliputi Hiu Berjalan Halmahera (Hemiscyllium Halmahera), Hiu Berjalan Raja Ampat (Hemiscyllium Freycineti), Hiu Berjalan Teluk Cenderawasih (Hemiscyllium Galei), dan Hiu Berjalan Teluk Triton (Hemiscyllium Henryi).
Hiu berjalan juga memiliki nama umum Teluk Cenderawasih Epaulette Shark, dan nama lokal gurano makumberepi. Keberagaman jenis dan persebaran hiu berjalan ini menunjukkan kekayaan hayati perairan Indonesia, khususnya di wilayah Papua dan sekitarnya. Pengembangan wisata berbasis hiu berjalan perlu dilakukan secara berkelanjutan dan memperhatikan aspek konservasi.
Dengan pengelolaan yang tepat, hiu berjalan dapat menjadi ikon wisata bahari baru di Indonesia, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Upaya pelestarian dan edukasi kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan pengembangan wisata ini.
Ke depannya, diharapkan semakin banyak penelitian yang dilakukan untuk memahami lebih dalam perilaku dan habitat hiu berjalan, sehingga upaya konservasi dan pengembangan wisata dapat dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Hal ini penting untuk memastikan keberlangsungan hidup hiu berjalan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.