Huayou Gantikan LG, Proyek Baterai EV Rp145 Triliun Libatkan Banyak Mitra
Huayou, perusahaan China pengganti LG dalam proyek baterai kendaraan listrik senilai Rp145 triliun di Indonesia, akan berkolaborasi dengan mitra lain untuk menyelesaikan investasi sebesar 8,6 miliar dolar AS.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Proyek baterai kendaraan listrik (EV) senilai 9,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp165,5 triliun di Indonesia mengalami perubahan setelah perusahaan asal China, Huayou, menggantikan LG. Penggantian ini terjadi di Jakarta pada 24 April. Huayou akan mengisi sisa investasi sebesar 8,6 miliar dolar AS, atau sekitar Rp145,2 triliun, dan akan bekerja sama dengan mitra lain untuk menyelesaikan proyek tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan keberhasilan proyek baterai EV yang merupakan bagian penting dari ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjelaskan bahwa Huayou tidak akan sendirian dalam proyek ini. Mereka akan bermitra dengan perusahaan lain untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek raksasa ini. Kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan industri baterai EV di Indonesia.
Proyek yang dikenal sebagai Indonesia Grand Package ini telah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS. Dengan masuknya Huayou, diharapkan sisa investasi dapat segera terpenuhi dan proyek dapat berjalan sesuai rencana. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mengembangkan industri kendaraan listrik dan menarik investasi asing.
Huayou dan Kolaborasi Strategis di Proyek Baterai EV
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa Huayou akan berkontribusi besar pada hampir seluruh ekosistem proyek ini. "Pastinya, 8,6 miliar dolar (AS)," kata Rosan saat ditemui di Jakarta. Pernyataan ini mengonfirmasi komitmen investasi yang signifikan dari Huayou.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, menambahkan bahwa Huayou akan bekerja sama dengan beberapa mitra. "Pasti ini Huayou tidak akan sendirian, pasti akan bekerja sama nanti dengan partner-partner lainnya yang akan kita coba approach juga," jelasnya. Hal ini menunjukkan pendekatan kolaboratif yang diadopsi dalam proyek ini.
Meskipun LG Energy Solution telah menarik diri dari sebagian besar proyek, mereka tetap berinvestasi di Indonesia melalui beberapa joint venture (JV) lainnya. Total investasi LG di Indonesia mencapai 9,8 miliar dolar AS, yang mencakup berbagai tahapan dalam ekosistem baterai, dari penambangan nikel hingga daur ulang baterai.
Kerja sama dengan berbagai mitra ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasokan dan memastikan keberlanjutan proyek baterai EV di Indonesia.
Rincian Investasi dan Peran Huayou
Proyek Indonesia Grand Package, yang awalnya dikerjakan oleh LG, memiliki nilai total 9,8 miliar dolar AS. Setelah LG menarik diri dari sebagian besar proyek, Huayou mengambil alih sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS. Hal ini menunjukan kepercayaan investor asing terhadap potensi pasar EV di Indonesia.
Investasi tersebut akan mencakup berbagai aspek dalam ekosistem baterai EV, mencakup pembuatan prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, dan daur ulang baterai. Dengan demikian, Huayou akan memainkan peran penting dalam pengembangan industri baterai EV di Indonesia.
BKPM memastikan akan terus mendukung dan memfasilitasi Huayou dan para mitranya dalam menyelesaikan proyek ini. Dukungan tersebut termasuk dalam hal perizinan dan kemudahan berusaha di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menarik investasi dan mengembangkan industri strategis.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan proyek baterai EV di Indonesia akan berjalan lancar dan dapat berkontribusi pada pengembangan industri otomotif nasional dan transisi energi yang berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung investasi di sektor kendaraan listrik dan memastikan proyek ini berjalan sesuai rencana. Kehadiran Huayou dan para mitranya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.