IHSG Anjlok, Pilarmas Sarankan Investor Sesuaikan Strategi Investasi dengan Profil Risiko
Pilarmas Investindo Sekuritas menyarankan investor untuk menyesuaikan strategi investasi mereka dengan profil risiko masing-masing, merespons penurunan signifikan IHSG akibat sentimen global dan kondisi ekonomi dalam negeri.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan pada Selasa pagi, 8 April, anjlok 9,16 persen dan dibuka di posisi 5.914,28. Penurunan ini dipicu oleh pelemahan bursa saham global akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) dan kondisi ekonomi dalam negeri. Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, memberikan saran bagi investor untuk menghadapi situasi ini.
Menurut Nico, langkah terbaik adalah menyesuaikan strategi investasi berdasarkan profil risiko masing-masing investor. "Yang perlu dilakukan semua kembali kepada profil risiko dari investor itu sendiri," kata Nico dalam wawancara via telepon.
Ia menekankan pentingnya pemahaman diri terhadap toleransi risiko sebelum mengambil keputusan investasi. Hal ini menjadi kunci dalam menghadapi gejolak pasar yang dinamis seperti yang terjadi saat ini.
Strategi Investasi Berdasarkan Profil Risiko
Bagi investor dengan profil risiko moderat dan berorientasi jangka panjang yang belum memiliki saham, Nico melihat koreksi pasar ini sebagai peluang untuk masuk dan berinvestasi secara bertahap. "Apabila investor belum memiliki saham, profil risikonya moderat dan berorientasi jangka panjang, maka penurunan ini akan menjadi kesempatan yang baik untuk mulai membeli," jelasnya.
Sebaliknya, investor dengan profil risiko agresif yang sudah memiliki saham dapat mempertimbangkan strategi cut loss atau average down untuk menurunkan harga rata-rata kepemilikan saham. "Apabila investor sudah memiliki saham, profil risikonya agresif, maka penurunan bisa dilakukan cut loss atau justru melakukan average down. Hal ini untuk menurunkan harga saham yang dimiliki," kata Nico.
Ia mengingatkan pentingnya disiplin dan kehati-hatian dalam mengelola risiko, mengingat volatilitas pasar masih akan berlanjut dalam jangka pendek hingga menengah. "Namun ingat, volatilitas ini masih akan terjadi secara jangka pendek hingga menengah ya. Jadi hati-hati dengan volatilitas yang ada saat ini," pesannya.
Dampak Sentimen Global dan Kondisi Ekonomi Dalam Negeri
Nico menilai penurunan IHSG hingga 9,1 persen dan penghentian sementara perdagangan merupakan dampak besar dari sentimen global, terutama kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump. Kebijakan ini telah mengguncang pasar global, memicu kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, dan menekan bursa saham di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, Nico juga menyinggung kondisi ekonomi dalam negeri yang kurang mendukung, memperparah situasi dan menyebabkan penurunan perekonomian. "Selain itu, dari dalam negeri juga perekonomian kurang mendukung, hal ini yang membuat situasi dan kondisi perekonomian kian semakin mengalami penurunan," tambahnya.
Kesimpulannya, menghadapi gejolak IHSG, investor disarankan untuk memahami profil risiko mereka dan menyesuaikan strategi investasi dengan bijak. Disiplin, kehati-hatian, dan pengelolaan risiko yang baik menjadi kunci dalam menghadapi volatilitas pasar yang masih akan berlanjut.