IHSG Anjlok Tajam, LPEM UI Desak Pemerintah Kurangi Ketidakpastian Kebijakan
Penurunan drastis IHSG dan trading halt di BEI mendorong LPEM FEB UI mendesak pemerintah untuk mengurangi ketidakpastian kebijakan dan meningkatkan kepercayaan investor.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2023, hingga mencapai lebih dari 5 persen, memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11:19:31 WIB, mengakibatkan IHSG ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08, sementara indeks LQ45 turun 38,27 poin (5,25 persen) ke posisi 691,08. Kejadian ini telah memicu diskusi dan analisis mendalam mengenai penyebab dan solusi untuk mengatasi situasi ini.
Teuku Riefky, ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, menyatakan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah cepat untuk mengurangi ketidakpastian kebijakan dalam negeri. Menurutnya, peningkatan kepercayaan investor sangat penting, dan hal ini dapat dicapai melalui kebijakan yang memberikan kepastian hukum dan kepastian kebijakan. "Ini memang perlu diantisipasi oleh pemerintah adalah dengan mengurangi uncertainty (ketidakpastian) kebijakan di dalam negeri dan memang mendorong kebijakan-kebijakan yang membuat trust investor ini meningkat, seperti kepastian hukum, kepastian kebijakan, dan semacamnya," ujar Riefky.
Anjloknya IHSG dan keputusan trading halt tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga dipengaruhi oleh kondisi global. Faktor eksternal seperti kebijakan tarif AS terhadap negara mitra dagangnya dan antisipasi pengumuman hasil rapat The Fed (Federal Open Market Committee) turut memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia. Situasi ini diperparah oleh kurangnya kepercayaan investor terhadap kondisi fiskal Indonesia dan ketidakpastian kebijakan lainnya, yang berujung pada capital outflow dari Indonesia.
Analisis LPEM UI Terhadap Penurunan IHSG
LPEM UI menilai penurunan IHSG yang signifikan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu faktor utama adalah ketidakpastian kebijakan di dalam negeri. Kurangnya kepastian hukum dan kebijakan yang konsisten membuat investor ragu untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini menyebabkan penurunan kepercayaan investor dan berdampak pada aliran modal keluar (capital outflow).
Selain faktor domestik, faktor global juga berperan penting. Ketidakpastian ekonomi global, seperti kebijakan tarif AS dan antisipasi keputusan The Fed, turut mempengaruhi sentimen pasar dan menyebabkan penurunan IHSG. Kondisi ini semakin diperburuk oleh akumulasi sentimen negatif, baik dari dalam maupun luar negeri.
Direktur BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa volatilitas IHSG lebih dipengaruhi oleh faktor global. Ia menyebutkan bahwa kebijakan tarif AS telah berdampak negatif pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Namun, ia juga mengakui bahwa akumulasi sentimen domestik turut berkontribusi pada volatilitas tersebut.
Solusi untuk Mengatasi Penurunan IHSG
Untuk mengatasi penurunan IHSG dan meningkatkan kepercayaan investor, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret. Hal ini meliputi penyederhanaan regulasi, peningkatan transparansi, dan penegakan hukum yang konsisten. Dengan demikian, investor akan merasa lebih aman dan nyaman untuk berinvestasi di Indonesia.
Pemerintah juga perlu meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pelaku pasar untuk memberikan informasi yang akurat dan transparan. Hal ini akan membantu mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepercayaan investor. Selain itu, pemerintah perlu memperkuat fundamental ekonomi Indonesia, seperti meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu memulihkan kepercayaan investor dan menstabilkan IHSG. Pemerintah perlu bertindak cepat dan tegas untuk mengatasi masalah ini agar tidak berdampak lebih buruk pada perekonomian Indonesia.
Secara keseluruhan, penurunan IHSG yang drastis ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah untuk segera melakukan evaluasi dan perbaikan kebijakan. Peningkatan kepercayaan investor merupakan kunci untuk menjaga stabilitas pasar modal dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.