IHSG Diprediksi Variatif: Sentimen Domestik dan Global Jadi Penentu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif hari ini, dipengaruhi oleh sentimen ekonomi domestik yang masih lesu dan gejolak pasar global akibat kebijakan tarif AS.
Jakarta, 12 Maret 2025 (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan bergerak variatif pada hari Rabu ini. Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen ekonomi domestik dan global yang saling berinteraksi dan memberikan dampak yang kompleks terhadap pasar saham Indonesia. IHSG dibuka menguat, namun prediksi untuk pergerakan selanjutnya masih belum pasti, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam berinvestasi.
Pada pembukaan perdagangan, IHSG tercatat menguat 28,09 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.573,94. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga menunjukkan peningkatan sebesar 4,46 poin atau 0,61 persen ke posisi 736,49. Meskipun demikian, analis memprediksi fluktuasi harga saham akan terus terjadi sepanjang hari.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memberikan prediksi pergerakan IHSG hari ini akan berada dalam kisaran 6.500 hingga 6.650. Prediksi ini mempertimbangkan berbagai faktor, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang berpotensi mempengaruhi kinerja IHSG.
Sentimen Domestik: Daya Beli Masyarakat dan Pertumbuhan Penjualan Mobil
Dari sisi domestik, ekonomi Indonesia masih menghadapi tantangan. Penurunan daya beli masyarakat masih menjadi kendala utama pemulihan ekonomi. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 yang tercatat di level 126,4, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (127,2). Meskipun demikian, terdapat indikator positif berupa pertumbuhan penjualan mobil secara _wholesales_ yang naik 2,2 persen (yoy) menjadi 72.295 unit pada Februari 2025 dan meningkat 16,7 persen (mtm).
Pertumbuhan penjualan mobil ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan di sektor otomotif, yang dapat memberikan dampak positif terhadap IHSG. Namun, dampak positif ini masih perlu diimbangi dengan peningkatan daya beli masyarakat secara menyeluruh agar pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan.
Data IKK yang cenderung melandai perlu menjadi perhatian pemerintah dan pelaku usaha untuk merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.
Sentimen Global: Tarif AS dan Perlambatan Ekonomi
Di sisi global, pasar keuangan internasional masih bergejolak. Kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terhadap beberapa negara mitra dagang utama, telah menciptakan ketidakpastian di pasar. Kebijakan ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Kekhawatiran atas dampak kebijakan tarif AS semakin meningkat setelah Trump menaikkan tarif impor baja dan aluminium dari Kanada menjadi 50 persen. Hal ini menyebabkan pasar saham Eropa anjlok ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada Selasa (11 Maret 2025). Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup turun 1,7 persen, menandai pelemahan selama empat sesi berturut-turut.
Dampaknya juga terasa di Wall Street, di mana bursa saham AS kembali melemah pada Selasa (11 Maret 2025), memperpanjang aksi jual terbesar dalam beberapa bulan terakhir. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,14 persen, S&P 500 melemah 0,76 persen, dan Nasdaq Composite Index turun 0,18 persen.
Data inflasi konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas mengenai perkembangan upaya pengendalian inflasi di Amerika Serikat. Data ini akan menjadi salah satu faktor yang diperhatikan pelaku pasar dalam menentukan strategi investasi mereka.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 0,24 persen, indeks Shanghai relatif stabil, indeks Kuala Lumpur melemah 1,24 persen, dan indeks Straits Times menguat 0,06 persen. Pergerakan yang beragam ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks di pasar saham regional Asia, yang juga dipengaruhi oleh sentimen global.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG hari ini diprediksi akan tetap variatif, dipengaruhi oleh sentimen domestik dan global yang saling terkait. Kondisi ekonomi domestik yang masih menghadapi tantangan, dikombinasikan dengan gejolak pasar global akibat kebijakan proteksionis AS, akan terus mempengaruhi kinerja IHSG. Para investor perlu mencermati perkembangan ekonomi baik domestik maupun global untuk dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.