Inflasi Tertinggi di Kayong Utara, Kalimantan Barat (Januari 2025)
Kabupaten Kayong Utara mencatat inflasi tertinggi di Kalimantan Barat pada Januari 2025, mencapai 0,90 persen, sementara Kalbar secara keseluruhan mengalami inflasi 0,15 persen year on year.
Inflasi di Kayong Utara, Kalimantan Barat, mencapai puncaknya pada Januari 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat mencatat angka inflasi di Kabupaten Kayong Utara sebesar 0,90 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 105,95. Angka ini menjadi yang tertinggi di Kalimantan Barat, mengungguli daerah lainnya di provinsi tersebut.
Sebagai perbandingan, Kalimantan Barat secara keseluruhan mengalami inflasi year on year (y-o-y) sebesar 0,15 persen dengan IHK 105,57. Sementara itu, Kota Pontianak mencatat inflasi terendah, yaitu 0,02 persen, dengan IHK 105,12. Kepala BPS Kalbar, Muh. Saichudin, memaparkan data ini pada Senin di Pontianak.
Berbeda dengan Kayong Utara, Kabupaten Sintang justru mengalami deflasi sebesar 0,12 persen dengan IHK 104,33. Kontras yang cukup signifikan ini menunjukkan disparitas kondisi ekonomi antar kabupaten di Kalimantan Barat.
Penyebab inflasi tinggi di Kayong Utara berasal dari kenaikan harga beberapa kelompok pengeluaran utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan signifikan sebesar 3,50 persen. Kenaikan harga juga terjadi pada kelompok Pakaian dan alas kaki (1,39 persen), kesehatan (0,79 persen), transportasi (0,38 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (0,48 persen), Pendidikan (2,88 persen), penyediaan makanan dan minuman/restoran (1,11 persen), dan perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,16 persen).
Namun, tidak semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan. Terdapat dua kelompok yang justru mengalami penurunan indeks, yaitu Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (-11,70 persen) dan informasi, komunikasi, jasa keuangan (-0,28 persen). Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga tercatat stabil tanpa perubahan indeks.
Secara bulanan, Kalimantan Barat mengalami deflasi sebesar 1,17 persen pada Januari 2025. Deflasi year to date (y-to-d) juga tercatat sebesar 1,17 persen. Fluktuasi ini menunjukkan dinamika perekonomian Kalimantan Barat yang perlu terus dipantau.
Data inflasi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah, khususnya di Kayong Utara, untuk menyusun kebijakan ekonomi yang tepat. Tujuannya adalah untuk menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, terutama di daerah dengan tingkat inflasi yang tinggi seperti Kayong Utara. Hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan ekonomi masyarakat tetap terjaga.