Kemenangan Gaza: Lebih dari Sekadar Militer, Selamatkan Peradaban Global
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid melihat kemenangan Palestina di Gaza sebagai simbol kemenangan peradaban dan kemanusiaan global, sekaligus sebagai penolakan atas pelanggaran HAM oleh Israel.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW), menyatakan kemenangan perjuangan rakyat Palestina di Gaza sebagai sebuah tonggak penting, bukan hanya secara militer, tetapi juga sebagai kemenangan peradaban, budaya, dan kemanusiaan global. Pernyataan ini disampaikan dalam Konferensi Nasional Perayaan Kemenangan Palestina dan Gaza serta peluncuran buku 'Taufan Al-Aqsa' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada 31 Januari 2024.
HNW menekankan bahwa agresi Israel di Gaza telah mencederai norma dan hukum internasional. Israel secara terang-terangan mengabaikan resolusi PBB, ICC, ICJ, dan laporan Amnesty International. Perlawanan rakyat Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah membuka tabir kejahatan kemanusiaan Israel dan kemunafikan negara-negara pendukungnya yang menerapkan standar ganda.
Gencatan senjata yang akhirnya disepakati Israel, menurut HNW, semakin menggarisbawahi perbedaan peradaban dan kemanusiaan. Perlakuan tidak manusiawi Israel terhadap tawanannya sangat kontras dengan sikap beradab para pejuang Gaza. Bahkan, penawan perempuan tentara Israel diakui secara terbuka oleh pihak Palestina.
HNW sependapat dengan Presiden Kolombia, Gustavo Petro, yang menyatakan bahwa membiarkan penjajahan Israel di Gaza sama artinya dengan membiarkan peradaban dunia dihancurkan. Oleh karena itu, menyelamatkan Palestina dan Gaza berarti menyelamatkan peradaban dunia, sebuah perjuangan yang telah berhasil dilakukan oleh rakyat Palestina.
HNW berharap kemenangan ini berlanjut hingga tercapainya pembebasan Masjid Al-Aqsa, kemerdekaan Palestina, dan perdamaian di kawasan. Ia juga mensyukuri kemenangan ini yang jatuh di bulan Rajab. Buku 'Taufan Al-Aqsa', menurutnya, berperan penting dalam upaya meluruskan narasi dan informasi yang menyesatkan, yang selama ini digunakan untuk membenarkan tindakan Israel.
Buku tersebut, lanjut HNW, penting untuk mengoreksi informasi keliru yang disebar, termasuk klaim yang salah mengenai bantuan alat kontrasepsi AS untuk Gaza (yang merujuk pada Gaza di Mozambik, bukan Palestina), dan interpretasi yang keliru tentang Masjid Al-Aqsa. Semua ini, menurutnya, perlu diluruskan melalui publikasi fakta-fakta yang akurat.
Acara di MPR ini, kata HNW, menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung Palestina sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea pertama dan keempat. Sikap Indonesia yang konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan Israel, telah disampaikan berulang kali oleh para Presiden RI. Ditegaskan pula bahwa komitmen ini akan terus dijaga dan diperkuat oleh parlemen untuk mendukung pemerintah dan rakyat Indonesia serta masyarakat internasional dalam menolak penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan Palestina demi perdamaian dan keselamatan kemanusiaan serta peradaban global.