Kemenkominfo dan Kemenaker Bersatu: Jembatan Keterampilan Industri dan Pendidikan
Kemenkominfo dan Kemenaker berkolaborasi untuk menghubungkan kebutuhan industri dengan keterampilan pendidikan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja di sektor digital.
Jakarta, 21 Februari (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sepakat untuk berkolaborasi. Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun penghubung antara kebutuhan industri dan keterampilan yang diajarkan oleh lembaga pendidikan. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja, khususnya di sektor digital yang berkembang pesat.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, mengungkapkan bahwa dalam pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, Kemenkominfo setuju untuk menyediakan instruktur untuk program pelatihan yang diadakan oleh Kemenaker. Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan keterampilan yang selama ini menjadi kendala peningkatan kualitas SDM Indonesia.
"Kita adalah gabungan dua kekuatan. Kementerian Ketenagakerjaan memiliki banyak balai pelatihan, dan kita memiliki instruktur yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan," ujar Menteri Hafid pada hari Jumat. Hal ini menunjukkan komitmen nyata kedua kementerian untuk menciptakan sinergi yang efektif dalam pengembangan sumber daya manusia.
Menjembatani Kesempatan Kerja di Era Digital
Meskipun telah terjadi kesepakatan, kedua kementerian masih perlu menentukan jumlah program pelatihan talenta digital yang tepat untuk setiap sektor industri. Penentuan ini akan didasarkan pada analisis kebutuhan pasar kerja yang akurat dan komprehensif. Hal ini penting agar program pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri dan tidak terjadi mismatch.
Menteri Hafid menambahkan bahwa Kemenkominfo akan mendukung pengembangan talenta digital dengan membekali individu dengan keterampilan teknologi dan pemahaman tentang kemajuan digital, sesuai dengan kebutuhan industri. Kemenkominfo akan berperan aktif dalam menyediakan kurikulum pelatihan yang relevan dan terkini.
Ia juga menambahkan, "Saya senang bahwa Menteri Ketenagakerjaan juga sangat peduli tentang kompetensi digital untuk angkatan kerja masa depan kita." Pernyataan ini menekankan pentingnya kolaborasi antar kementerian dalam membangun masa depan ekonomi digital Indonesia.
Tahapan Pelatihan dan Kompetensi yang Dibutuhkan
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan bahwa pelatihan akan dilakukan secara bertahap di 21 balai latihan kerja milik Kemenaker. Pelatihan ini akan dilaksanakan secara terstruktur dan terencana, memastikan kualitas dan efektivitas program.
Beliau juga menambahkan bahwa pelatihan talenta digital untuk memenuhi kebutuhan industri juga akan disesuaikan berdasarkan data dari asosiasi terkait. Kemenaker akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan.
"Pertama, Kementerian Ketenagakerjaan akan memetakan kebutuhan industri, dan kami juga akan berkolaborasi dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo)," imbuhnya. Kolaborasi ini akan memastikan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan nyata industri.
Menteri Ida Fauziyah mengungkapkan bahwa setidaknya ada 44 kompetensi digital yang saat ini dibutuhkan oleh industri. Kompetensi-kompetensi ini mencakup berbagai bidang, mulai dari pengembangan aplikasi hingga keamanan siber.
Beberapa contoh kompetensi utama yang disebutkan antara lain keamanan digital, pemrograman, dan Internet of Things (IoT). Ini menunjukkan luasnya cakupan kompetensi digital yang dibutuhkan untuk menghadapi era transformasi digital.
Ia optimis bahwa jumlah keterampilan digital yang dibutuhkan oleh industri akan terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk terus beradaptasi dan mengembangkan program pelatihan yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.
Kerja sama antara Kemenkominfo dan Kemenaker ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi kesenjangan keterampilan antara dunia pendidikan dan industri. Dengan demikian, Indonesia dapat mempersiapkan angkatan kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di era digital.