Kerukunan Antarumat Beragama: Dukungan Kuat Jakarta Menuju Kota Global
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menekankan peran penting kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang inklusif dan toleran menjelang usia ke-500.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan bahwa kerukunan antarumat beragama menjadi kunci utama dalam mendukung Jakarta untuk menjadi kota global. Pernyataan ini disampaikan beliau Minggu lalu saat mengunjungi berbagai kegiatan keagamaan di Jakarta. Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan toleran bagi semua warga, terlepas dari latar belakang agama mereka.
Dalam kunjungannya, Pramono Anung menghadiri sejumlah acara penting, termasuk peresmian Masjid Jakarta Garden City (JGC) di Cakung, acara Pindapata Nasional Gema Waisak Tahun 2025/2569 BE di Mal Mega Glodok, Kemayoran, perayaan 100 Tahun Guru Nanak Sikh Temple (Gurdwara Sahib Tanjung Priok), dan ibadah Perayaan Pra-Jubileum 98 Tahun Huria Kristen Indonesia (HKI) di Kelapa Gading. Kehadiran beliau di berbagai acara keagamaan ini menjadi bukti nyata dukungan Pemprov DKI terhadap keberagaman dan kerukunan antarumat beragama.
Pramono Anung juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan ketenteraman di Jakarta, khususnya menjelang perayaan 500 tahun Jakarta. Beliau mengajak seluruh warga Jakarta untuk berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling menghormati. Menurutnya, kerukunan antarumat beragama bukan hanya penting untuk kehidupan bermasyarakat, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi Jakarta sebagai kota global.
Kerukunan Antarumat Beragama: Pilar Kota Global
Pramono Anung menjelaskan bahwa Jakarta, sebagai kota yang majemuk dan kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama, harus mampu menunjukkan citra inklusivitas. Keberagaman ini, menurutnya, harus dirawat dan dijaga bersama-sama untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi semua warga. Dengan menunjukkan toleransi dan kerukunan, Jakarta dapat menarik minat investor, wisatawan, dan talenta global.
Pemprov DKI Jakarta, kata Pramono, berkomitmen untuk mendukung kegiatan keagamaan di Jakarta. Dukungan ini tidak hanya berupa kehadiran dalam acara-acara keagamaan, tetapi juga dalam bentuk dialog di Balai Kota, dukungan perizinan dan administrasi, serta dana hibah untuk kegiatan keagamaan. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemprov DKI dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi semua pemeluk agama.
Lebih lanjut, Pramono berharap agar kerukunan antarumat beragama di Jakarta terus terjaga dan ditingkatkan. Beliau percaya bahwa kerukunan ini akan menjadi daya tarik bagi Jakarta sebagai kota global yang ramah dan toleran. Dengan demikian, Jakarta akan semakin dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman dan persatuan.
"Hal ini salah satu upaya mewujudkan kota global. Jakarta turut serta menunjukkan sisi inklusif dalam menjadi tuan rumah bagi seluruh penganut agama apa pun, dan ini yang harus kita jaga bersama," kata Pramono.
Upaya Pemprov DKI Jakarta dalam Mendukung Kerukunan
Pemprov DKI Jakarta telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kerukunan antarumat beragama melalui berbagai program dan kegiatan. Selain aktif menghadiri berbagai acara keagamaan, Pemprov DKI juga membuka ruang dialog dan diskusi dengan berbagai organisasi keagamaan di Balai Kota. Hal ini bertujuan untuk mendengarkan aspirasi dan masukan dari berbagai pihak, serta untuk membangun sinergi dalam menciptakan suasana yang harmonis.
Selain itu, Pemprov DKI juga memberikan dukungan dalam hal perizinan dan administrasi untuk kegiatan keagamaan. Proses perizinan yang mudah dan cepat akan memperlancar pelaksanaan berbagai kegiatan keagamaan, sehingga dapat berjalan dengan lancar dan tertib. Pemprov DKI juga menyediakan dana hibah untuk mendukung kegiatan keagamaan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemprov DKI Jakarta berharap dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kehidupan beragama di Jakarta. Kerukunan antarumat beragama diharapkan dapat menjadi modal utama dalam membangun Jakarta sebagai kota global yang maju, modern, dan toleran.
"Kita ingin Jakarta dikenal sebagai kota dengan tingkat toleransi yang dirasakan oleh setiap warganya," ujar Pramono.
Jakarta Menuju Usia ke-500: Kerukunan sebagai Jembatan Menuju Kota Global
Menjelang perayaan 500 tahun Jakarta, kerukunan antarumat beragama menjadi semakin penting. Kerukunan ini bukan hanya akan menciptakan suasana yang harmonis di tengah masyarakat, tetapi juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi Jakarta sebagai kota global. Kota yang toleran dan inklusif akan lebih menarik minat wisatawan, investor, dan talenta global.
Pramono Anung mengajak seluruh warga Jakarta untuk menjaga kerukunan dan ketenteraman di lingkungan masing-masing. Dengan menjaga kerukunan, Jakarta akan menunjukkan citra yang positif sebagai kota yang ramah dan inklusif bagi semua pemeluk agama. Hal ini akan memperkuat posisi Jakarta sebagai kota global yang mampu bersaing di kancah internasional.
"Karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat di Jakarta agar selalu menjaga kerukunan di lingkungan masing-masing. Mari kita tunjukkan bahwa Jakarta adalah tuan rumah yang ramah dan inklusif bagi setiap pemeluk agama," katanya.
Dengan komitmen yang kuat dari Pemprov DKI Jakarta dan partisipasi aktif dari seluruh warga, Jakarta diharapkan dapat menjadi kota global yang maju, modern, dan toleran, serta menjadi contoh bagi kota-kota lain di dunia dalam hal kerukunan antarumat beragama.