Kilang Pertamina Plaju Palembang: Eco-Innovation untuk Lingkungan yang Lebih Berkelanjutan
Kilang Pertamina Plaju di Palembang menerapkan berbagai inovasi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak operasional terhadap lingkungan, termasuk efisiensi energi, pengurangan emisi, dan pengelolaan limbah.
Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) telah meluncurkan berbagai inovasi ramah lingkungan atau eco-innovation. Inovasi ini dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan operasional kilang berdasarkan kajian daur hidup (life cycle assessment). Program ini merupakan bagian dari komitmen Kilang Pertamina Plaju dalam menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Rencana Kerja Pengelolaan Lingkungan (DRKPL) tahun 2024.
Area Manajer Communication, Relations & CSR RU III Kilang Pertamina Internasional, Siti Rachmi Indahsari, menjelaskan di Palembang, Selasa (26/2), bahwa berbagai program eco-innovation telah diimplementasikan. Program tersebut mencakup efisiensi energi, pengurangan emisi, efisiensi air, serta penerapan konsep Reduce, Reuse, Recycle (3R) pada limbah B3 dan non-B3.
Berbagai inovasi ini menunjukkan komitmen nyata Kilang Pertamina Plaju dalam mengurangi jejak karbon dan melindungi lingkungan sekitar. Implementasi program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi industri lain dalam menerapkan praktik keberlanjutan.
Efisiensi Energi dan Pengurangan Emisi
Dalam upaya efisiensi energi, Kilang Pertamina Plaju mengadopsi teknologi maximize hot feed di unit HVU II. Teknologi ini bertujuan untuk menurunkan konsumsi bahan bakar minyak (fuel) pada Furnace Unit HVU II (Promax), sehingga mengoptimalkan penggunaan energi dan mengurangi jejak karbon. Selain itu, program Minimizer Flare CDL diterapkan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran gas buang, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan kinerja lingkungan kilang.
Kedua program ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam mengurangi dampak lingkungan dari operasional kilang. Penggunaan teknologi terbaru ini juga menunjukkan upaya perusahaan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi ramah lingkungan.
Inovasi-inovasi ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada efisiensi operasional kilang itu sendiri. Pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi gas rumah kaca berpotensi untuk menghasilkan penghematan biaya jangka panjang.
Konservasi Air dan Pengelolaan Limbah
Kilang Pertamina Plaju juga fokus pada konservasi air. Interconnection block dikembangkan sebagai solusi penghematan air di unit alkilasi, memastikan pemanfaatan air yang lebih optimal dalam proses produksi. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Dalam pengelolaan limbah B3, Program Autofender di Katalis Unit FCC (AKU FCC) diterapkan untuk mendaur ulang dan mengurangi dampak limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sementara itu, untuk limbah non-B3, program 3R diimplementasikan melalui beberapa inisiatif.
Salah satu inisiatif yang menarik adalah pemanfaatan pipa bekas menjadi siphon dan rumah budidaya ikan belida. Inovasi ini menunjukkan bagaimana limbah dapat dimanfaatkan kembali dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem perairan.
Kesimpulan
Implementasi eco-innovation di Kilang Pertamina Plaju merupakan langkah signifikan dalam upaya perusahaan untuk mengurangi dampak lingkungan dan menerapkan prinsip keberlanjutan. Berbagai program yang telah dijalankan menunjukkan komitmen Pertamina dalam menjalankan bisnis yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Semoga inovasi ini dapat menginspirasi industri lain untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.