Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketujuh Dunia, DLH DKI Berencana Tambah Sensor Pemantau
Polusi udara Jakarta menempati peringkat ketujuh terburuk di dunia pada Jumat pagi, mendorong DLH DKI untuk menambah sensor pemantau kualitas udara guna intervensi lebih cepat dan akurat.
Polusi udara di Jakarta kembali menjadi sorotan setelah kualitas udaranya menduduki peringkat ketujuh terburuk di dunia pada Jumat pagi, 2 Mei 2024. Berdasarkan data IQAir, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai angka 118, masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif, terutama karena tingginya kadar partikel halus PM2.5. Peringkat ini menempatkan Jakarta di bawah kota-kota seperti Kuwait, Delhi, Dhaka, dan Santiago de Chile yang memiliki kualitas udara jauh lebih buruk.
Data IQAir menunjukkan angka AQI Jakarta mencapai 118, mengindikasikan kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Kondisi ini menjadi perhatian serius mengingat dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun telah menyatakan komitmennya untuk mengatasi masalah ini.
Menanggapi kondisi ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kualitas udara di Ibu Kota. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menambah jumlah Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU). Hal ini diungkapkan oleh Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, yang menjelaskan rencana penambahan SPKU tersebut sebagai upaya untuk melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat.
DLH DKI Jakarta Tiru Strategi Paris dan Bangkok
Dalam upayanya meningkatkan kualitas udara, DLH DKI Jakarta mengambil inspirasi dari strategi yang diterapkan di kota-kota besar dunia seperti Paris dan Bangkok. "Belajar dari kota lain, Bangkok memiliki 1.000 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU), Paris memiliki 400 SPKU. Jakarta saat ini memiliki 111 SPKU dari sebelumnya hanya 5 unit. Ke depan kita akan menambah jumlahnya agar bisa melakukan intervensi yang lebih cepat dan akurat," jelas Asep Kuswanto.
Penambahan jumlah SPKU ini diharapkan dapat memberikan data yang lebih komprehensif dan akurat mengenai kualitas udara di berbagai wilayah Jakarta. Data yang akurat sangat penting untuk menentukan langkah-langkah intervensi yang tepat dan efektif. Dengan data yang lebih memadai, pemerintah dapat mengambil tindakan yang terarah dan terukur untuk mengurangi polusi udara.
Selain penambahan SPKU, DLH DKI Jakarta juga menekankan pentingnya keterbukaan data polusi udara. Asep Kuswanto menyatakan bahwa penyampaian data yang lebih terbuka akan memungkinkan intervensi yang lebih efektif. Ia juga menekankan perlunya langkah-langkah berkelanjutan dan luar biasa dalam menangani pencemaran udara di Jakarta.
Target Penambahan 1.000 Sensor Kualitas Udara
DLH DKI Jakarta menargetkan penambahan 1.000 sensor kualitas udara berbiaya rendah (low-cost sensors) untuk memperluas jangkauan pemantauan dan meningkatkan akurasi data. Sensor-sensor ini akan ditempatkan di berbagai lokasi di Jakarta, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi kualitas udara di seluruh wilayah.
Dengan tersedianya data yang lebih banyak dan akurat, diharapkan pemerintah dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengurangi polusi udara. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas udara dan mendorong partisipasi aktif dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah DKI Jakarta untuk meningkatkan kualitas udara dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warganya. Langkah-langkah yang komprehensif dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah polusi udara di Jakarta dan memastikan kesehatan masyarakat tetap terjaga.
Peningkatan kualitas udara di Jakarta membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan kualitas udara di Jakarta dapat membaik dan mencapai standar yang lebih sehat.