Layanan Skrining HIV Gratis di USK Sepi Peminat, Stigma dan Kesadaran Jadi Kendala
Direktur Klinik Pratama USK mengungkapkan rendahnya kesadaran masyarakat dan stigma negatif menjadi penyebab sepinya peminat layanan skrining HIV gratis di Banda Aceh, yang telah tersedia sejak 2024.
Layanan skrining HIV gratis yang tersedia di Klinik Pratama Universitas Syiah Kuala (USK) di Banda Aceh sejak tahun 2024 terungkap masih minim peminat. Direktur Klinik Pratama USK, dr. Zulkarnain, mengungkapkan hal ini pada Senin, 10 Maret 2024. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini HIV dan stigma negatif yang melekat pada penyakit ini menjadi faktor utama penyebabnya. Data Dinas Kesehatan Banda Aceh mencatat peningkatan kasus HIV yang signifikan sejak tahun 2021, terutama pada laki-laki berusia 19-30 tahun.
Rendahnya angka partisipasi dalam skrining HIV ini mengkhawatirkan, mengingat peningkatan kasus HIV di Banda Aceh dalam beberapa tahun terakhir. Menurut dr. Zulkarnain, banyak masyarakat yang masih beranggapan bahwa pemeriksaan HIV hanya ditujukan bagi mereka yang memiliki perilaku seksual menyimpang. Anggapan ini keliru dan perlu diluruskan melalui edukasi publik yang masif. "Sekarang masih terbentuk stigma kalau periksa HIV pasti sudah melakukan perilaku menyimpang seperti itu padahal kan tidak. Makanya, perlu kita bangun edukasi supaya mereka tahu tujuan skrining sebenarnya untuk apa," jelas dr. Zulkarnain.
Peningkatan kasus HIV di Banda Aceh, khususnya sejak tahun 2021, menjadi perhatian serius. Data menunjukkan lonjakan kasus pada tahun 2021 (84 kasus), 2022 (88 kasus), 2023 (140 kasus), dan hingga Mei 2024 (68 kasus). Jumlah total kasus HIV/AIDS di Banda Aceh sejak tahun 2008 hingga Mei 2024 mencapai 441 kasus. Oleh karena itu, layanan skrining dini sangat krusial untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti penderita TBC, ibu hamil, dan tenaga medis.
Mitos dan Stigma Negatif Menghambat Deteksi Dini HIV
Stigma negatif yang masih melekat pada HIV menjadi penghalang utama bagi masyarakat untuk melakukan skrining. Banyak yang takut dihakimi dan dikucilkan jika diketahui positif HIV. "Perlu diperjelas bahwa HIV ini tidak mesti ditemukan karena hubungan seksual saja, ada kelompok lainnya yang berisiko tertular seperti tenaga medis saat mengambil darah pasien. Ini juga perlu skrining," tegas dr. Zulkarnain. Oleh karena itu, edukasi publik yang komprehensif dan akurat sangat penting untuk mengubah persepsi masyarakat.
Meskipun jumlah peserta skrining masih rendah, Klinik Pratama USK tetap aktif melakukan edukasi dan menawarkan layanan skrining kepada mahasiswa USK. Pihak klinik secara proaktif mengunjungi asrama mahasiswa untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya skrining dan menjamin kerahasiaan hasil pemeriksaan. "Kami proaktif berkunjung ke asrama USK, kami sampaikan bahwa pentingnya skrining ini dan tujuannya, juga kami sampaikan bahwa tidak akan memposting atau memblow up kalau sekiranya ada yang positif," ujar dr. Zulkarnain.
Klinik Pratama USK juga memastikan bahwa pasien yang terdeteksi positif HIV mendapatkan edukasi dan pengobatan yang tepat. Mereka diberikan konseling dan terapi antiretroviral (ARV) gratis sesuai prosedur pemerintah. "Kami memastikan bahwa pasien yang terdeteksi positif mendapatkan edukasi yang benar agar tidak menularkan virus ke orang lain. Selain itu, kami juga memberikan terapi antiretroviral (ARV) sesuai prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," tambahnya.
Pentingnya Deteksi Dini dan Peran Pemerintah
Meskipun Klinik Pratama USK telah menemukan beberapa kasus positif HIV melalui skrining, jumlah pasti kasus tidak dapat dipublikasikan karena kewenangan pelaporan data berada di Dinas Kesehatan Aceh. Semua hasil skrining dilaporkan langsung ke Dinas Kesehatan Aceh untuk pengolahan data dan pelaporan resmi. "Kami tidak bisa mempublikasikan angka-angka secara langsung karena itu menjadi kewenangan Dinas Kesehatan Aceh. Setiap hasil positif yang kami temukan selalu kami laporkan ke sana," jelas dr. Zulkarnain.
Layanan skrining HIV gratis di Klinik Pratama USK diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah penularan dan memberikan perawatan yang tepat bagi penderita HIV. "Skrining ini sangat diperlukan untuk proses deteksi dini sehingga kalaupun didapatkan kasus positif kami bisa merawat sebelum terlambat," pungkas dr. Zulkarnain. Pemerintah daerah diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan kesadaran masyarakat dan akses terhadap layanan skrining HIV.
Meskipun terdapat beberapa kendala, upaya Klinik Pratama USK patut diapresiasi. Ke depannya, perlu kerjasama yang lebih erat antara pihak klinik, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap layanan skrining HIV, sehingga dapat menekan angka penularan dan meningkatkan kualitas hidup penderita HIV di Aceh.