Literasi di Ujung Negeri: Natuna Sukseskan Program Eduwisata dan Pusling-Cerdas
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Natuna sukseskan program Eduwisata dan Pusling-Cerdas, menumbuhkan literasi di tengah keterbatasan anggaran dan tantangan geografis.
Pada tanggal 6 Mei 2025, puluhan anak di Natuna, Kepulauan Riau, mengikuti program Eduwisata di Perpustakaan Daerah Idrus M Tahar. Program ini, yang diciptakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Natuna pada tahun 2023, bertujuan menumbuhkan literasi dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Anak-anak tidak hanya membaca buku, tetapi juga menonton film edukatif, bercerita, dan berinteraksi dengan buku dan pustakawan.
Program Eduwisata memberikan pengalaman belajar di luar kelas yang unik. Anak-anak diajak untuk merasakan keajaiban membaca dan belajar melalui berbagai kegiatan yang dirancang khusus untuk meningkatkan minat baca dan pemahaman mereka. Suasana perpustakaan yang nyaman dan ramah anak membuat mereka merasa betah dan antusias untuk mengeksplorasi dunia pengetahuan yang baru.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Natuna, Erson Gempa Afriandi, menjelaskan bahwa literasi bukan hanya sekadar membaca kata demi kata, tetapi juga menumbuhkan makna dalam jiwa anak-anak. Program ini sempat terhenti pada tahun 2024 karena renovasi, tetapi kembali aktif pada tahun 2025 dengan cakupan yang lebih luas, mencakup anak-anak dari kelompok bermain hingga siswa menengah.
Program Eduwisata dan Pusling-Cerdas
Selain Eduwisata, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Natuna juga menjalankan program Perpustakaan Keliling Cerita dari Siswa (Pusling-Cerdas). Sebuah mobil perpustakaan keliling membawa buku-buku cerita ke sekolah-sekolah di daerah terpencil. Petugas pustaka membacakan cerita kepada anak-anak, dan kemudian mengajak mereka untuk menceritakan kembali cerita tersebut.
Pusling-Cerdas tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan minat baca, tetapi juga untuk membangun kepercayaan diri anak-anak. Anak-anak kelas III SD diajak untuk menceritakan kembali cerita yang baru saja mereka dengar, sementara siswa kelas IV SD hingga tingkat menengah memilih buku sendiri, membacanya, dan menceritakan kembali isinya di hadapan teman-teman mereka. Mereka yang berani tampil mendapatkan hadiah kecil, tetapi yang lebih berharga adalah keberanian, percaya diri, dan imajinasi yang berkembang.
Program ini menunjukkan komitmen Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Natuna untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil, meskipun dengan keterbatasan anggaran dan infrastruktur. Mereka percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan akses pada pengetahuan dan kesempatan untuk mengembangkan potensinya.
Bahkan, kerjasama dengan Ikatan Pemuda dan Mahasiswa (IPM) Natuna turut memperkuat program ini. Mahasiswa Natuna yang sedang menempuh pendidikan di luar daerah mengirimkan karya ilmiah mereka untuk menambah koleksi perpustakaan. Hal ini menunjukkan rasa kepedulian dan kontribusi mereka terhadap kemajuan daerah asal.
Dampak Positif dan Tantangan ke Depan
Warga Natuna, Nunung Rozalina, menilai program ini sebagai langkah penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Hingga tahun 2025, 30 karya ilmiah telah menjadi bagian dari koleksi Perpustakaan Idrus M Tahar. Program ini membuktikan bahwa efisiensi bukan hambatan, tetapi tantangan untuk melahirkan kreativitas dalam menumbuhkan literasi, meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
Di tengah keterbatasan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Natuna terus berinovasi dan bekerja keras untuk menumbuhkan literasi di daerah terpencil. Mereka percaya bahwa setiap anak berhak untuk bermimpi dan meraih masa depan yang cerah, dan buku-buku menjadi jembatan untuk mewujudkannya. Gerakan literasi ini adalah bukti nyata bahwa semangat dan kreativitas dapat mengatasi segala tantangan.
Program ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, literasi dapat ditumbuhkan bahkan di daerah terpencil dengan keterbatasan sumber daya. Meskipun anggaran terbatas, semangat untuk mencerdaskan anak-anak Natuna tetap menyala, membuktikan bahwa efisiensi bukanlah penghalang, melainkan tantangan untuk berinovasi dan berkreasi.