LRT Sumsel Izinkan Penumpang Berbuka Puasa di Gerbong Selama Ramadhan
PT KAI Divre III Palembang memberikan kelonggaran bagi penumpang LRT Sumsel untuk berbuka puasa di dalam gerbong selama Ramadhan 2025, dengan tetap menjaga kebersihan dan ketertiban.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang mengumumkan kebijakan baru selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah atau tahun 2025. Kabar baik bagi para penumpang Light Rail Transit (LRT) Sumsel yang menjalankan ibadah puasa; mereka diperbolehkan makan dan minum di dalam gerbong LRT ketika waktu berbuka tiba. Kebijakan ini berlaku mulai bulan Ramadhan dan diumumkan pada Sabtu, 1 Maret 2025 oleh Manager Humas PT KAI Palembang, Aida Suryanti.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk toleransi dan penghormatan terhadap penumpang yang sedang berpuasa. Selama ini, makan dan minum di dalam LRT Sumsel memang dilarang untuk menjaga kenyamanan penumpang. Namun, mengingat waktu perjalanan LRT terakhir yang cukup larut, yaitu pukul 19.01 WIB dari stasiun DJKA dan 19.55 WIB dari stasiun Bandara, maka kebijakan ini diterapkan sebagai pengecualian.
Meskipun diperbolehkan berbuka puasa di dalam gerbong, penumpang tetap diimbau untuk menjaga kebersihan dan ketertiban. Petugas LRT akan mengingatkan waktu berbuka, dan penumpang diminta untuk tidak meninggalkan sampah serta tetap menjaga kenyamanan penumpang lain. Operasional LRT Sumsel sendiri tetap berjalan normal selama Ramadhan, dengan 94 perjalanan setiap hari mulai pukul 05.06 hingga 20.43 WIB, dan jarak antar stasiun (headway) tetap 18 menit.
Kebijakan Berbuka Puasa di LRT Sumsel dan Peningkatan Jumlah Penumpang
Lebih lanjut, Aida Suryanti menjelaskan bahwa kebijakan ini hanya berlaku untuk makanan dan minuman ringan dalam kemasan botol. Hal ini untuk mencegah kekacauan dan menjaga kebersihan di dalam gerbong LRT. Pihak KAI berharap kebijakan ini dapat memberikan kenyamanan bagi para penumpang yang menjalankan ibadah puasa.
Selain kebijakan baru selama Ramadhan, Aida juga menyampaikan data positif terkait peningkatan jumlah penumpang LRT Sumsel. Pada Triwulan I tahun 2025, tercatat 720.784 penumpang telah menggunakan layanan LRT, dengan rata-rata 12.217 penumpang per hari. Jumlah penumpang tertinggi tercatat pada 1 Januari 2025, yaitu sebanyak 34.113 penumpang.
Stasiun Asrama Haji menjadi stasiun dengan jumlah penumpang naik-turun tertinggi hingga akhir Februari 2025, dengan total 2.568 penumpang. Disusul oleh stasiun Ampera (2.361 penumpang), Bumi Sriwijaya (1.596 penumpang), dan DJKA (1.422 penumpang).
Konektivitas LRT Sumsel dengan Bandara dan Imbauan Kepada Penumpang
LRT Sumsel juga berperan penting dalam konektivitas antar moda transportasi, khususnya dengan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Hal ini memudahkan penumpang untuk melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat terbang dan menghindari kemacetan. Namun, PT KAI mengimbau para penumpang yang akan terbang untuk mengatur waktu perjalanan mereka.
Penumpang disarankan untuk tiba di stasiun LRT minimal 3 jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat. Hal ini untuk memperhitungkan waktu check-in di bandara, mengingat setiap maskapai penerbangan memiliki aturan waktu check-in yang berbeda-beda. Dengan demikian, penumpang dapat menghindari keterlambatan penerbangan.
PT KAI dan BPKRSS berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan LRT Sumsel agar mobilitas masyarakat semakin lancar dan waktu tempuh perjalanan dapat dipersingkat secara signifikan. LRT Sumsel terus berkembang sebagai pilihan transportasi massal modern di Palembang.
"Aturan itu bagi penumpang yang naik LRT di waktu jam berbuka puasa, diperbolehkan untuk makan dan minum, tapi terbatas hanya makanan atau snack ringan dan minuman di dalam botol untuk berbuka puasa. Hal ini sebagai toleransi untuk menghormati penumpang yang menjalani ibadah puasa untuk segera berbuka puasa," jelas Aida Suryanti.