Mensos Maksimalkan Uji Petik DTSEN di Banten, Ungkap Masalah Bansos Tak Tepat Sasaran
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memaksimalkan pendamping PKH untuk uji petik DTSEN di Banten,ungkap masalah penyaluran bansos yang belum tepat sasaran, terutama pada penduduk desil 5-10.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf dalam kunjungannya ke Banten pada Rabu (19/3) memaksimalkan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk melakukan uji petik atau ground checking Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Uji petik ini bertujuan untuk memvalidasi data penerima bantuan sosial (bansos) agar lebih tepat sasaran. Langkah ini diambil setelah ditemukannya permasalahan penyaluran bansos yang belum tepat sasaran, khususnya di Provinsi Banten.
"Jadi, kita meminta pendamping PKH bersama Badan Pusat Statistik (BPS), dan dibantu pihak lain, untuk melakukan ground check dengan mendatangi rumah para penerima manfaat," jelas Mensos di Pendopo Gubernur Banten, Kota Serang. Mensos mengakui adanya kendala dalam proses uji petik, terutama akses ke lokasi penerima manfaat yang terkadang sulit dijangkau dengan kendaraan bermotor. Meskipun demikian, ia menyatakan para pendamping tengah berupaya keras untuk mencapai target.
Hingga saat ini, progres uji petik DTSEN di Banten baru mencapai 25 persen. Hal ini diakui Mensos dipengaruhi oleh bulan Ramadhan. Namun, ia menargetkan progres tersebut dapat mencapai 100 persen pada bulan Mei mendatang. Data dari Kemensos menunjukkan adanya ketimpangan dalam penyaluran bansos, di mana masih banyak penduduk Banten di desil 5 hingga 10 yang menerima bansos, sementara seharusnya bansos ditujukan bagi masyarakat desil 1 hingga 4 yang merupakan kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan paling rendah.
Data Bansos yang Mencengangkan
Data yang dipaparkan Mensos cukup mengejutkan. Tercatat 4.386 penduduk di desil 10 menerima bantuan sembako. Selain itu, terdapat 197.517 penerima PKH dan sembako, dengan sejumlah besar penerima merupakan warga usia produktif (15-50 tahun). Lebih mengejutkan lagi, terdapat 45.355 orang yang menerima PKH lebih dari 10 tahun, bahkan 13.133 di antaranya telah menerima sejak tahun 2013. Temuan ini menunjukkan adanya potensi kesalahan dalam penargetan bansos selama ini.
Mensos menekankan pentingnya DTSEN sebagai acuan data tunggal untuk mengintegrasikan penerima manfaat berbagai program bansos, baik dari pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Integrasi data ini juga akan mempermudah penyaluran bantuan dari pihak swasta, sehingga bantuan dapat tepat sasaran dan mencapai kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Dengan DTSEN, diharapkan bantuan sosial dapat lebih tepat sasaran kepada mereka yang berada di desil 1, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir potensi penyimpangan dan memastikan bantuan benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dukungan Pemerintah Provinsi Banten
Gubernur Banten, Andra Soni, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Mensos dalam memaksimalkan uji petik DTSEN. Ia mengakui selama ini data kemiskinan seringkali belum sempurna, sehingga menyebabkan keluhan masyarakat terkait ketepatan sasaran bansos.
"Itu terbukti setelah peralihan dari DTKS menjadi DTSEN, di mana dengan DTSEN kita bisa mengakses data diri sendiri, apakah kita masuk di desil 1 atau sampai desil 10," ujar Gubernur Andra Soni. Pemerintah Provinsi Banten berkomitmen untuk mendukung penuh upaya pemutakhiran data dan pencapaian target 100 persen uji petik DTSEN di wilayahnya.
Uji petik DTSEN ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran. Dengan data yang akurat dan terintegrasi, diharapkan bantuan sosial dapat lebih efektif dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Provinsi Banten.