Nilai Tukar Petani Aceh Naik, Daya Beli Petani Meningkat!
Nilai Tukar Petani (NTP) Aceh meningkat 0,03 persen di Februari 2025, didorong kenaikan harga diterima petani dan beberapa subsektor, kecuali tanaman pangan.
Banda Aceh, 04 Maret 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mengumumkan kabar baik bagi para petani di Aceh. Nilai Tukar Petani (NTP) di Aceh pada Februari 2025 tercatat sebesar 121,86, menunjukkan peningkatan sebesar 0,03 persen dibandingkan bulan Januari 2025. Peningkatan ini mencerminkan perbaikan daya beli petani Aceh.
Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution, menjelaskan bahwa NTP dihitung dari perbandingan indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. "Nilai Tukar Petani merupakan indikator penting untuk mengukur kemampuan dan daya beli petani," ujar Ahmadriswan dalam keterangan pers di Banda Aceh, Selasa.
Lebih lanjut, Ahmadriswan menjelaskan bahwa NTP juga merepresentasikan daya tukar produk pertanian dengan barang dan jasa konsumsi serta biaya produksi. Semakin tinggi NTP, semakin baik pula daya beli petani. Peningkatan ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian pertanian Aceh.
Subsektor Pertanian Aceh: Tren Naik dan Turun
Meskipun NTP Aceh secara keseluruhan meningkat, perkembangan di subsektor pertanian menunjukkan tren yang beragam. Subsektor hortikultura mencatat peningkatan signifikan sebesar 5,38 persen, mencapai indeks 107,91. Subsektor tanaman perkebunan rakyat juga menunjukkan peningkatan sebesar 0,64 persen, dengan NTP mencapai 158,44. Subsektor peternakan dan perikanan juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,59 persen (indeks 98,72) dan 0,83 persen (indeks 109,53).
Namun, terdapat satu subsektor yang mengalami penurunan, yaitu subsektor tanaman pangan. NTP subsektor ini tercatat sebesar 100,85, atau mengalami penurunan 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,80 persen akibat penurunan harga gabah. Sebaliknya, indeks harga yang dibayar petani (Ib) justru meningkat sebesar 0,38 persen, dengan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) naik 0,42 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) meningkat 0,24 persen.
Secara keseluruhan, peningkatan NTP Aceh di bulan Februari 2025 didorong oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,38 persen dan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,35 persen. Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara pendapatan petani dan biaya produksi yang mereka keluarkan.
Perbandingan dengan Provinsi Lain dan Nasional
BPS juga membandingkan NTP Aceh dengan provinsi lain di Indonesia. Dari 38 provinsi yang dilaporkan, 22 provinsi mengalami peningkatan NTP, dengan peningkatan tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (4,14 persen). Sebanyak 16 provinsi lainnya justru mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar terjadi di Sumatera Barat (-2,79 persen). NTP Aceh sendiri mengalami peningkatan yang lebih moderat, yaitu sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, NTP nasional berada pada angka 123,45, mengalami penurunan 0,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Perbandingan ini menunjukkan bahwa kinerja NTP Aceh relatif lebih baik dibandingkan dengan tren nasional.
Peningkatan NTP di Aceh menunjukkan peningkatan daya beli petani. Hal ini diharapkan dapat berdampak positif pada kesejahteraan petani dan perekonomian daerah Aceh secara keseluruhan. Pemerintah daerah diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendorong peningkatan produktivitas dan pengembangan sektor pertanian di Aceh.