Nilai Tukar Petani Bangka Belitung Naik 3,7 Persen di Februari 2025
Nilai Tukar Petani (NTP) di Bangka Belitung meningkat 3,7 persen di Februari 2025, didorong kenaikan indeks harga diterima petani dan penurunan indeks harga dibayar petani.
Pangkalpinang, 3 Maret 2025 - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melaporkan kabar gembira bagi para petani di daerah tersebut. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Februari 2025 tercatat sebesar 153,93, menunjukkan peningkatan sebesar 3,70 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 148,45. Kenaikan ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk peningkatan indeks harga yang diterima petani dan penurunan indeks harga yang dibayar petani. Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel, Toto Haryanto Silitonga, memaparkan hal ini dalam konferensi pers di Pangkalpinang.
Menurut Toto Haryanto Silitonga, "Peningkatan NTP Februari tahun ini karena naiknya indeks harga yang diterima petani (It) 3,68 persen, sementara indeks harga dibayar petani (Ib) turun 0,02 persen."
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peningkatan NTP ini didorong oleh beberapa subsektor. Subsektor hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,86 persen, tanaman perkebunan rakyat meningkat 4,37 persen, dan subsektor peternakan naik 1,26 persen. Namun, terdapat penurunan pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,01 persen dan perikanan sebesar 0,63 persen.
Analisis Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Indeks harga yang diterima petani (It) merupakan indikator penting yang menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. BPS Babel mencatat lima subsektor komoditas pertanian utama. Pada Februari 2025, It secara umum naik 3,68 persen dibandingkan Januari 2025, meningkat dari 177,33 menjadi 183,86. Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan It pada tanaman perkebunan rakyat (4,33 persen) dan peternakan (1,43 persen). Sementara itu, subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,57 persen.
Kenaikan It pada subsektor tanaman perkebunan rakyat menunjukkan peningkatan harga komoditas perkebunan yang dihasilkan petani Babel. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap pendapatan petani di sektor ini. Sementara itu, penurunan pada subsektor perikanan perlu menjadi perhatian untuk menganalisis penyebabnya dan mencari solusi untuk meningkatkan pendapatan petani di sektor tersebut.
Peningkatan harga komoditas pertanian ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan pasar terhadap hasil pertanian dari Bangka Belitung. Hal ini dapat menjadi indikator positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Analisis Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Indeks harga yang dibayar petani (Ib) mencerminkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani, serta harga barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Februari 2025, Ib secara umum turun 0,02 persen dibandingkan Januari 2025, dari 119,46 menjadi 119,44. Penurunan ini terjadi pada subsektor tanaman hortikultura (0,02 persen) dan tanaman perkebunan rakyat (0,04 persen).
Meskipun terjadi penurunan Ib secara umum, beberapa subsektor justru mengalami peningkatan. Subsektor tanaman pangan naik 0,10 persen, peternakan naik 0,16 persen, sementara perikanan turun 0,06 persen. Penurunan harga pada beberapa subsektor yang digunakan petani untuk produksi menunjukkan efisiensi biaya produksi. Hal ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan NTP.
Penurunan harga pada subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan tidak ada dampak negatif yang signifikan terhadap petani.
Secara keseluruhan, peningkatan NTP di Bangka Belitung pada Februari 2025 menunjukkan tren positif bagi perekonomian petani di daerah tersebut. Namun, perlu dilakukan pemantauan dan analisis lebih lanjut untuk memastikan keberlanjutan tren positif ini dan mengantisipasi potensi tantangan di masa mendatang.