OJK Ajak Perencana Keuangan Perempuan Perluas Literasi Keuangan Syariah
OJK mengajak perencana keuangan perempuan untuk menjadi duta literasi keuangan syariah guna meningkatkan pemahaman keuangan di kalangan masyarakat, terutama perempuan.
Jakarta, 28 April 2024 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak para perempuan profesional yang berprofesi sebagai perencana keuangan (financial planner) untuk berperan aktif dalam memperluas literasi keuangan, khususnya literasi keuangan syariah. Langkah ini dilakukan melalui program duta literasi keuangan, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama perempuan, tentang pengelolaan keuangan yang bijak.
Inisiatif ini diluncurkan oleh Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi. Beliau menekankan pentingnya peran perempuan dalam menyebarkan edukasi keuangan, terutama melalui platform media sosial dan berbagai forum diskusi. "Kami ingin agar ibu-ibu (perencana keuangan) menjadi duta keuangan yang melalui berbagai platform media sosial dan berbagai forum, ibu bisa menularkan dan mengajarkan berbagai informasi dan edukasi kepada perempuan dan segmennya," ujar Ismail Riyadi di Jakarta.
Para perencana keuangan yang telah tersertifikasi dinilai memiliki keahlian dan kompetensi yang mumpuni di bidang keuangan. Dengan pelatihan tambahan sebagai duta literasi keuangan, mereka diharapkan dapat menjadi jembatan OJK dalam menyampaikan edukasi keuangan secara efektif kepada masyarakat luas. Program ini sangat relevan mengingat tingginya angka kejahatan finansial di era digital, yang kerap kali menyasar kaum perempuan.
Peran Perempuan dalam Literasi Keuangan Syariah
Ismail Riyadi menyoroti peningkatan akses keuangan bagi perempuan yang juga perlu diiringi dengan peningkatan literasi keuangan. Data menunjukkan bahwa perempuan merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan layanan pinjaman daring (pinjol), mencapai 50,3 persen. Oleh karena itu, OJK melihat perlunya edukasi yang tepat sasaran untuk melindungi perempuan dari potensi kerugian finansial.
"Kita menganggap ibu-ibu menjadi sasaran yang tepat untuk dilakukan literasi dan inklusi dengan membekali informasi-informasi dan pengetahuan tentang keuangan secara benar dan keuangan syariah secara khususnya," tambah Ismail. Program pelatihan training of trainer (ToT) yang diselenggarakan OJK bertujuan untuk membekali para perencana keuangan perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi duta literasi keuangan syariah yang efektif.
Pelatihan ini juga merupakan bagian dari program SICANTIKS (Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah), yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Kartini. OJK bekerja sama dengan asosiasi perencana keuangan seperti Financial Planning Standards Board (FPSB) Indonesia dan International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) dalam menyelenggarakan program ToT ini.
Sekitar seratus perencana keuangan telah mengikuti pelatihan ini dan siap untuk menjadi duta literasi keuangan, khususnya di bidang keuangan syariah. Program ToT ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) yang menargetkan pembentukan dua juta duta dan agen literasi dan inklusi keuangan.
Dukungan Asosiasi Perencana Keuangan
Chairman FPSB Indonesia, Tri Joko Santoso, menyambut baik inisiatif OJK ini. Ia menyatakan bahwa kegiatan ToT memberikan kesempatan berharga bagi para perencana keuangan untuk berkontribusi dalam peningkatan literasi keuangan, terutama di kalangan perempuan. "Selain memberikan advice kepada klien (profesi perencana keuangan), tapi juga bersama-sama OJK untuk meningkatkan literasi keuangan, terutama pada kaum perempuan. Kami juga berterima kasih karena anggota kami juga mendapatkan pelatihan-pelatihan tambahan yang sesuai dengan pedoman dan arahan dari OJK," ungkap Joko.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan semakin banyak perempuan yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelolaan keuangan, sehingga dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan terhindar dari praktik-praktik finansial yang merugikan. OJK berkomitmen untuk terus mendorong perluasan literasi keuangan secara merata di seluruh lapisan masyarakat.
Program ini juga mencakup berbagai segmen lain, seperti mahasiswa, penyuluh agama, dan aparat desa, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan edukasi dan literasi keuangan secara lebih masif dan merata di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen OJK dalam menciptakan masyarakat yang cerdas dan bijak dalam mengelola keuangan.