OJK Dorong PMI Siapkan Masa Depan yang Lebih Baik Lewat Inklusi Keuangan
OJK mengimbau Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk lebih bijak mengelola keuangan demi masa depan yang lebih baik, termasuk melalui inklusi keuangan dan kewaspadaan terhadap penipuan.
Jakarta, 21 April 2024 - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Frederica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya perencanaan masa depan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal ini disampaikan dalam acara Edukasi Keuangan bagi PMI di Jakarta, Senin lalu. OJK mendorong PMI untuk memanfaatkan inklusi keuangan demi meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga di Indonesia.
Dalam sambutannya, Frederica Widyasari Dewi atau yang akrab disapa Kiki, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebiasaan sebagian PMI yang mengirimkan seluruh penghasilan mereka ke Indonesia tanpa memiliki tabungan. Kondisi ini membuat mereka rentan terhadap kesulitan keuangan dan membatasi peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik. Ia juga menyoroti kebiasaan konsumtif sebagian PMI yang menghabiskan penghasilan mereka untuk aset tertentu tanpa mempertimbangkan kebutuhan lain, seperti memulai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Bapak-Ibu, mas-mbak harus menyiapkan masa depan seperti apa ke depan. Apakah nanti melalui inklusi keuangan, nanti di sini ada beberapa perusahaan yang bisa membantu, apakah bisa kemudian misalnya punya tabungan untuk masa depan, kemudian mungkin mengajukan pinjaman untuk memulai UMKM, memulai bisnis, dan lain-lain," ujar Frederica.
Mengelola Keuangan dan Membangun UMKM
OJK menyadari banyak PMI yang memiliki penghasilan cukup, namun kurang memahami manajemen keuangan yang efektif. Akibatnya, dana yang seharusnya digunakan untuk investasi jangka panjang justru habis untuk konsumsi atau pembelian aset tanpa perencanaan yang matang. Frederica mencontohkan pembelian rumah yang menghabiskan seluruh tabungan, sehingga menyulitkan PMI untuk memulai usaha atau menghadapi situasi darurat.
"Misalnya untuk beli rumah, alhamdulillah rumah itu bagus, tetapi jangan semuanya masuk ke situ, karena tidak bisa misalnya nanti kalau ingin memulai kegiatan usaha dan lain-lain, itu mungkin agak sulit untuk kalau kita tidak punya cash dan lain-lain," jelasnya.
Oleh karena itu, OJK bersama Bank Indonesia (BI) gencar memberikan edukasi keuangan kepada calon PMI. Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan mengelola keuangan, sehingga dapat membangun masa depan yang lebih sejahtera. Program edukasi ini diharapkan dapat berkelanjutan sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi antar lembaga.
"InsyaAllah ini akan menjadi satu dari program yang terus menerus akan kita lakukan sebagai sinergi dan kolaborasi," tambah Frederica.
Kewaspadaan Terhadap Penipuan
Selain edukasi keuangan, OJK juga mengingatkan PMI akan pentingnya kewaspadaan terhadap penipuan atau scam selama bekerja di luar negeri. Meskipun masyarakat Indonesia dikenal ramah dan suka menolong, tetap ada oknum yang memanfaatkan kebaikan tersebut untuk melakukan penipuan.
Frederica menjelaskan bahwa banyak PMI yang menjadi korban penipuan, baik berupa pinjaman ilegal maupun penyalahgunaan identitas untuk kejahatan perbankan. Beberapa PMI bahkan terhambat kepulangannya karena terlilit hutang di negara tempat mereka bekerja.
"Banyak sekali cerita-cerita sedih PMI kita nggak bisa pulang dan lain-lain karena tersangkut paut dengan hutang di sana. Kemudian, namanya digunakan untuk buka rekening yang kemudian ternyata itu kejahatan dan lain-lain," ungkap Frederica.
OJK berharap melalui edukasi dan sosialisasi yang berkelanjutan, PMI dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan, memulai usaha, dan melindungi diri dari berbagai bentuk penipuan. Dengan demikian, mereka dapat membangun masa depan yang lebih baik dan sejahtera bagi diri sendiri dan keluarga di tanah air.