PalmCo Diajak Manfaatkan Perdagangan Karbon Internasional, Dorong Net Zero Emission 2060
Menteri LHK mendorong PalmCo untuk memanfaatkan sertifikat pengurangan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK) demi perdagangan karbon internasional dan mendukung target Net Zero Emission 2060.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq, mendorong Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui Subholding PTPN IV PalmCo untuk memanfaatkan sertifikat pengurangan emisi gas rumah kaca (SPE-GRK) dalam perdagangan karbon internasional. Hal ini disampaikan dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Pekanbaru, Riau, Senin (12/5). Penyerahan sertifikat SPE-GRK ini merupakan bukti nyata komitmen PalmCo dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, khususnya dari sektor perkebunan kelapa sawit yang selama ini dikenal berpotensi tinggi dalam pelepasan emisi.
Awalnya, Menteri Hanif mengaku pesimistis sektor perkebunan mampu menekan emisi, mengingat sektor ini seringkali dikaitkan dengan triple planetary issue. Namun, ia mengapresiasi langkah serius PTPN IV PalmCo dalam menjalankan program environmental, social, and governance (ESG), termasuk dekarbonisasi untuk mendukung target net zero emission (NZE) 2060. Ia berharap langkah ini dapat ditiru perusahaan perkebunan sawit lainnya di Indonesia, sebagai langkah nyata mengatasi isu lingkungan global. "Harapannya, kita bersama Pak Sekjen Gapki bisa ditularkan kepada perusahaan perkebunan di Indonesia. Kenapa, karena ini adalah langkah konkrit untuk mengatasi isu-isu negatif global," ujar Menteri Hanif.
Menteri Hanif juga menekankan pentingnya pembelajaran antar perusahaan. Ia mengajak perusahaan lain untuk belajar langsung dari PTBg Cofiring Lubuk Dalam, Riau, untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam mendapatkan sertifikat SPE-GRK. Ia mengakui proses memperoleh sertifikat ini tidak mudah, namun keberhasilan PTPN IV PalmCo menjadi bukti bahwa hal tersebut dapat dicapai. Lebih lanjut, ia meminta PTPN IV PalmCo untuk mendaftarkan sertifikat tersebut ke pasar perdagangan karbon nasional dan internasional, melakukan dual listing untuk memperkuat pendapatan perusahaan.
Langkah Konkret PalmCo Menuju Dekarbonisasi
Sertifikat SPE-GRK yang diterima Pembangkit Tenaga Biogas Lubuk Dalam merupakan pengakuan atas keberhasilan PTPN IV PalmCo mengurangi emisi GRK melalui pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (POME). Berdasarkan verifikasi Tim Measurement, Reporting, and Verification (MRV), Kementerian LHK, perusahaan ini telah mengurangi emisi GRK sebesar 33.799 ton CO2e selama empat tahun terakhir. Pencapaian ini, menurut Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, merupakan hasil kerja keras dan komitmen perusahaan dalam program dekarbonisasi dan penciptaan ekonomi sirkular.
PTPN IV PalmCo berkomitmen untuk terus berinovasi dan mendukung perkembangan bursa karbon di Indonesia. SPE-GRK ini menjadi langkah awal bagi perusahaan untuk tidak hanya fokus pada dekarbonisasi, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam membangun ekosistem perdagangan karbon nasional. Jatmiko mengakui adanya tantangan dalam melaksanakan program dekarbonisasi, terutama setelah penggabungan lima entitas pada akhir 2023. Namun, komitmen perusahaan tetap kuat untuk memperluas program ini sebagai langkah penting mendukung NZE Indonesia 2060 dan tujuan utama Paris Agreement.
PTPN IV PalmCo menargetkan agar dua fasilitas biogas lainnya, yaitu PTBg Tapung di Riau dan PLTBg Pasir Mandoge di Sumatera Utara, juga dapat segera tersertifikasi SPE-GRK. Keberhasilan ini juga sekaligus membantah stigma negatif terhadap produk CPO yang dihasilkan PTPN IV PalmCo, membuktikan bahwa produk tersebut memenuhi standar global dan memiliki program dekarbonisasi yang terlacak. "PTPN IV PalmCo akan terus berkomitmen menjadi Perusahaan pelopor dalam keberlanjutan di sektor perkebunan. Kami berharap langkah-langkah yang kami ambil dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi lingkungan, masyarakat, serta perekonomian Indonesia," ujar Jatmiko.
Dukungan Sekjen Gapki dan Harapan untuk Industri Sawit
Sekjen Gapki, Hadi Sugeng, turut menyaksikan penyerahan sertifikat SPE-GRK tersebut. Menteri Hanif meminta agar langkah PTPN IV PalmCo dapat ditiru dan direplikasi oleh perusahaan perkebunan sawit nasional lainnya. Hal ini diharapkan dapat mendorong upaya kolektif dalam mengurangi emisi dan berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
Keberhasilan PalmCo dalam memperoleh sertifikat SPE-GRK menjadi contoh nyata bagi industri sawit Indonesia. Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan komitmen dari perusahaan, diharapkan sektor perkebunan kelapa sawit dapat berperan aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Perdagangan karbon internasional menjadi salah satu peluang untuk mendorong keberlanjutan sektor ini sekaligus memberikan nilai tambah ekonomi.
Langkah PalmCo ini juga menunjukkan bahwa industri sawit dapat bertransformasi menuju praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan demikian, industri ini dapat menjawab tantangan global terkait perubahan iklim dan sekaligus meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Ke depan, diharapkan lebih banyak perusahaan perkebunan sawit di Indonesia yang mengikuti jejak PalmCo dalam menerapkan program dekarbonisasi dan memanfaatkan peluang perdagangan karbon internasional. Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim dan mencapai target NZE 2060.