Pangeran Cevi Al Banjari Dinobatkan Sebagai Sultan Banjar Kalimantan
Pangeran Cevi Yusuf Isnendar Al Banjari resmi dinobatkan sebagai Sultan Banjar Kalimantan dalam sebuah upacara adat bersejarah di Jakarta, dihadiri oleh tokoh-tokoh penting nasional.
Pangeran Cevi Yusuf Isnendar Al Banjari telah resmi dinobatkan sebagai Sultan Banjar Kalimantan. Upacara penobatan yang sarat makna budaya ini berlangsung di Kraton Majapahit, Jakarta, pada tanggal 7 Mei. Acara ini dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang memimpin prosesi penobatan, serta sejumlah tokoh penting dari berbagai latar belakang, menandai peristiwa bersejarah bagi masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.
Penobatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan juga penegasan identitas budaya Banjar dan simbol persatuan. Kehadiran Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menunjukkan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pelestarian tradisi dan budaya leluhur. Beliau menyatakan, "Penobatan ini adalah tonggak sejarah penting dalam pelestarian budaya Banjar. Kami sangat menghargai upaya menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri masyarakat Kalimantan Selatan."
Kehadiran tokoh-tokoh nasional terkemuka semakin memperkuat signifikansi acara ini. Di antara tamu undangan yang hadir antara lain Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, pengusaha Choirul Tanjung, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Ketua MPR RI periode 2019-2024 Bambang Soesatyo. Selain itu, turut hadir politisi Azwar Anas, Bupati Sumenep Achmad Fauzi, sesepuh TNI Jenderal (Purn) A. M. Hendropriyono, serta Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Kalsel Ahmad Bagiawan yang mewakili Gubernur Kalsel.
Tokoh Nasional dan Apresiasi Budaya Banjar
Kehadiran tokoh-tokoh nasional dalam upacara penobatan ini menunjukkan apresiasi tinggi terhadap budaya Banjar dan pentingnya pelestariannya. Partisipasi mereka memberikan dampak positif terhadap pengakuan dan penyebaran budaya Banjar ke tingkat nasional, bahkan internasional. Hal ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pelestarian warisan budaya Indonesia.
Jenderal (Purn) A. M. Hendropriyono, yang turut hadir, bahkan menyampaikan rasa senangnya bertemu dengan masyarakat Banjar. Menurut Ahmad Bagiawan, Asisten Administrasi Umum Setda Provinsi Kalsel, "Beliau sangat senang bertemu dengan orang Banua Kalimantan Selatan karena diketahui Jenderal (Purn) A. M. Hendropriyono memang masih ada darah atau keturunan Banjar."
Penobatan ini bukan hanya momen bersejarah bagi keluarga Sultan Banjar, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Banjar. Acara ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan rasa kebanggaan terhadap budaya Banjar.
Makna Penobatan dan Harapan untuk Masa Depan
Penobatan Sultan Banjar Kalimantan memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Banjar. Tradisi penobatan raja muda atau raja dalam budaya Banjar seringkali diintegrasikan ke dalam upacara adat yang lebih besar, seperti Festival Erau. Festival ini juga mencakup pemberian gelar kepada tokoh masyarakat yang berjasa, sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka terhadap masyarakat.
Penobatan Sultan Banjar Kalimantan diharapkan dapat memperkuat identitas budaya dan menjadi sarana mempererat persatuan masyarakat Banjar di berbagai daerah. Selain itu, acara ini juga menjadi momen untuk memperkuat semangat persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Banjar, serta meningkatkan peran budaya Banjar terhadap pembangunan daerah. Dengan demikian, budaya Banjar bukan hanya dijaga kelestariannya, tetapi juga diintegrasikan ke dalam pembangunan daerah untuk kemajuan bersama.
Dengan adanya Sultan Banjar yang baru, diharapkan akan ada upaya yang lebih terfokus dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Banjar untuk generasi mendatang. Hal ini termasuk upaya untuk mempromosikan budaya Banjar ke tingkat nasional dan internasional, serta untuk memastikan bahwa budaya Banjar tetap relevan dan bermakna bagi masyarakat modern.
Secara keseluruhan, penobatan Pangeran Cevi Al Banjari sebagai Sultan Banjar Kalimantan merupakan peristiwa bersejarah yang penting bagi masyarakat Banjar dan Indonesia. Acara ini menunjukkan komitmen untuk melestarikan budaya dan memperkuat persatuan, serta memberikan harapan baru bagi masa depan budaya Banjar di Kalimantan Selatan.