Pasokan Aman, Harga Bawang Merah di Pasar Induk Kramat Jati Mulai Normal
Kementerian Pertanian memastikan pasokan bawang merah nasional aman dan harga mulai normal setelah Lebaran, meskipun sempat terjadi fluktuasi akibat libur panjang.
Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan bawang merah nasional aman dan harga mulai menunjukkan tren penurunan setelah sempat mengalami fluktuasi menjelang dan setelah Lebaran 2025. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan, Andi Muhammad Idil Fitri, menjelaskan bahwa dinamika harga tersebut lebih disebabkan oleh terganggunya aktivitas jual beli di pasar akibat libur Lebaran, bukan karena kekurangan pasokan.
Menurut data Early Warning System Bawang Merah Nasional, produksi siap konsumsi pada bulan April mencapai lebih dari 100.000 ton. Pasokan ini berasal dari berbagai sentra produksi seperti Indramayu, Pantura, Solok, dan Bandung Raya, yang mampu memenuhi kebutuhan nasional. Kementan juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan para Champion bawang merah untuk memastikan distribusi berjalan lancar dan harga tetap stabil.
Kondisi di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) sebagai barometer harga nasional juga menunjukkan tren positif. Sejak Jumat (4/4), sebanyak 18 mobil atau sekitar 64 ton bawang merah telah masuk ke PIKJ, dengan proyeksi peningkatan pasokan hingga mencapai 90-100 ton per hari pada pekan berikutnya. Harga bawang merah di PIKJ pun relatif stabil, dengan harga super di kisaran Rp40.000-Rp45.000 per kilogram dan medium Rp35.000-Rp38.000 per kilogram.
Distribusi Bawang Merah Mulai Pulih
Meskipun pasokan bawang merah melimpah, distribusi sempat terhambat selama libur Lebaran. Petugas PIKJ, Suminto, menyatakan bahwa pasokan bawang merah ke PIKJ diperkirakan akan kembali normal pada pekan depan. Hal senada disampaikan oleh Ujang, petani dan champion bawang merah asal Cimenyan, Kabupaten Bandung, yang menyebutkan bahwa pengiriman bawang merah baru mencapai sekitar 30 persen karena banyak lapak di pasar yang belum buka.
Ujang menambahkan bahwa harga bawang merah masih berkisar Rp30.000-Rp40.000 per kilogram untuk jenis Batuijo. Ia juga mengonfirmasi bahwa panen bawang merah akan berlanjut hingga Mei di Bandung Raya dan sekitarnya. Kondisi ini menunjukkan pemulihan bertahap dalam distribusi dan pasokan bawang merah.
Sementara itu, Amri Ismail, Champion Bawang Merah Kabupaten Solok, menjelaskan strategi panen yang dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga. Kabupaten Solok, sebagai salah satu sentra bawang merah nasional, telah mengatur jadwal tanam untuk memastikan pasokan bawang merah tersedia sepanjang tahun. Dengan strategi ini, Solok mampu berkontribusi dalam menjaga pasokan bawang merah ke Jawa dan Sumatera, bahkan selama bulan Ramadhan hingga saat ini.
Koordinasi dan Strategi Jaga Stabilitas Harga
Kementan terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan para Champion bawang merah untuk memastikan distribusi berjalan lancar dan harga tetap stabil. Langkah ini merupakan upaya untuk menjamin ketersediaan bawang merah bagi masyarakat dan mencegah fluktuasi harga yang signifikan. Koordinasi tersebut mencakup pengaturan jadwal tanam, pemantauan pasokan, dan pendistribusian bawang merah ke berbagai wilayah di Indonesia.
Berdasarkan keterangan dari berbagai pihak, mulai dari Kementan, petugas PIKJ, hingga para petani champion, dapat disimpulkan bahwa pasokan bawang merah nasional dalam kondisi aman dan harga mulai menunjukkan tren normalisasi. Meskipun sempat terjadi gangguan distribusi akibat libur Lebaran, upaya koordinasi dan strategi yang dilakukan oleh Kementan dan para pemangku kepentingan berhasil menjaga stabilitas pasokan dan harga bawang merah di pasaran.
Dengan ketersediaan pasokan yang cukup dan harga yang mulai stabil, diharapkan masyarakat dapat kembali mendapatkan bawang merah dengan harga terjangkau. Kementan terus berkomitmen untuk mengawasi dan memastikan ketersediaan bahan pangan pokok bagi masyarakat Indonesia.