Pasokan Listrik Subi dan Midai Aman, Meski Kapal Pengangkut BBM Terbakar
Meskipun terjadi insiden kebakaran kapal pengangkut BBM di perairan Subi, PLN Natuna memastikan pasokan listrik di Subi dan Midai tetap aman hingga 8-9 hari ke depan.
Insiden kebakaran kapal pengangkut BBM jenis solar di perairan Subi, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa pagi, menimbulkan kekhawatiran akan pasokan listrik di wilayah Subi dan Midai. Namun, Unit Layanan Pelanggan (ULP) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kabupaten Natuna memastikan pasokan listrik tetap aman. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, melibatkan KM Lyyra yang mengangkut 80 ton BBM solar untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di kedua wilayah tersebut. Akibatnya, empat anak buah kapal (ABK) dan satu kapten kapal dievakuasi, dua mengalami luka ringan, dan satu meninggal dunia.
Manager ULP PLN Natuna, Rafki Chandra, menjelaskan bahwa stok BBM di PLTD Subi dan Midai diperkirakan cukup untuk 8-9 hari ke depan. PLN Natuna telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk segera memesan kembali BBM guna mengantisipasi habisnya stok. "BBM masih tersedia di Pertamina, dan kami sudah berkoordinasi untuk memesan kembali," ujar Rafki Chandra.
Langkah antisipatif lainnya juga telah disiapkan PLN Natuna. Pihaknya tengah mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk relokasi BBM dari lokasi lain untuk memastikan pasokan listrik tetap terjaga. PLN Natuna berkomitmen untuk menjaga pasokan listrik agar tetap stabil dan handal bagi masyarakat Subi dan Midai.
Langkah Antisipatif PLN Natuna Jaga Pasokan Listrik
PLN Natuna telah menyiapkan berbagai langkah antisipatif untuk memastikan pasokan listrik di Subi dan Midai tetap aman. Selain memesan kembali BBM dari Pertamina, PLN juga mempertimbangkan relokasi BBM dari lokasi lain sebagai alternatif. Hal ini dilakukan untuk mencegah pemadaman listrik akibat kekurangan BBM.
Rafki Chandra menambahkan, jika distribusi BBM melalui Pelabuhan Selat Lampa terkendala, misalnya karena adanya tol laut, maka pihaknya akan menggunakan Pelabuhan SKPT sebagai alternatif jalur distribusi. PLN Natuna berupaya semaksimal mungkin agar BBM dapat segera tiba di kedua lokasi sebelum stok habis.
Komitmen PLN Natuna untuk menjaga keandalan pasokan listrik mendapat apresiasi dari masyarakat. Kecepatan respon dan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan PLN Natuna dinilai efektif dalam mengatasi kendala distribusi BBM akibat insiden kebakaran kapal.
"Kami berharap proses pendistribusian dapat berjalan lancar dan tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari," harap Rafki Chandra.
Evakuasi Korban Kebakaran Kapal Pengangkut BBM
Insiden kebakaran KM Lyyra yang mengangkut 80 ton BBM solar untuk PLTD Subi dan Midai juga mengakibatkan korban jiwa. Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Ranai mengevakuasi lima orang, terdiri dari empat ABK dan satu kapten kapal. Proses evakuasi dilakukan pada Selasa pagi setelah kejadian.
Komandan Posal Subi, Letda Laut (P) Edi Sandra, melaporkan bahwa dua korban mengalami luka ringan dan telah dilarikan ke Puskesmas Subi. Satu korban lainnya meninggal dunia dan jenazahnya telah diamankan sambil menunggu keluarga untuk proses pemakaman. Kejadian ini menyoroti pentingnya keselamatan dan keamanan dalam proses distribusi BBM.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya prosedur keselamatan dalam pengangkutan BBM dan perlunya langkah-langkah antisipatif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Semoga proses investigasi dapat mengungkap penyebab kebakaran dan memberikan pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.
Proses evakuasi korban dilakukan dengan cepat dan efisien berkat kerjasama antara Lanal Ranai dan pihak terkait. Hal ini menunjukkan kesigapan dan kepedulian terhadap keselamatan para korban.
Kesimpulan
Meskipun terjadi kendala distribusi BBM akibat kebakaran kapal pengangkut, PLN Natuna memastikan pasokan listrik di Subi dan Midai tetap aman dalam jangka waktu 8-9 hari ke depan. Langkah-langkah antisipatif dan koordinasi yang baik antara PLN Natuna, Pertamina, dan pihak terkait menjadi kunci dalam menjaga keandalan pasokan listrik di tengah situasi darurat. Insiden ini juga menyoroti pentingnya keselamatan dan keamanan dalam proses distribusi BBM.