Pelatihan Hidroponik di Pekalongan: Solusi Ketahanan Pangan di Lahan Terbatas
Pemerintah Kota Pekalongan menggelar pelatihan hidroponik untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengatasi keterbatasan lahan pertanian, dengan harapan masyarakat dapat bercocok tanam di lahan sempit sekalipun.
Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (29/4), menggelar pelatihan hidroponik dan pengelolaan sampah organik untuk masyarakat. Inisiatif ini bertujuan utama untuk memperkuat ketahanan pangan di kota yang memiliki keterbatasan lahan pertanian. Pelatihan ini melibatkan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, menjawab tantangan pangan di Pekalongan dan mendorong kemandirian pangan di tingkat rumah tangga.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Lili Sulistywati, menjelaskan bahwa pelatihan ini diinisiasi karena keterbatasan lahan pertanian di Kota Pekalongan. Hal ini berdampak pada ketergantungan kota terhadap pasokan pangan dari daerah lain. Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat dapat memproduksi sebagian kebutuhan pangannya sendiri, bahkan di lahan yang terbatas.
Ibu Lili Sulistywati menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan. "Kami menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam upaya menciptakan ketahanan pangan secara mandiri, khususnya di lingkungan rumah tangga mengingat keterbatasan lahan yang dimiliki Kota Pekalongan," katanya. Pelatihan hidroponik ini diharapkan menjadi solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Mengatasi Keterbatasan Lahan dengan Teknologi Hidroponik
Kota Pekalongan saat ini masih bergantung pada daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Lili Sulistywati mengungkapkan bahwa produksi beras lokal hanya mampu memenuhi sekitar 15 persen kebutuhan masyarakat. Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas sayuran, cabai, dan bawang merah. Ketergantungan ini mendorong pemerintah kota untuk mencari solusi inovatif.
Teknologi hidroponik dinilai sebagai solusi yang efektif dan efisien untuk mengatasi keterbatasan lahan. Sistem pertanian tanpa tanah ini memungkinkan masyarakat untuk bercocok tanam di lahan sempit, bahkan di pekarangan rumah. Dengan sistem air yang terkontrol, tanaman seperti selada dan kangkung dapat tumbuh subur.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu memanfaatkan lahan yang ada secara optimal. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan dari luar daerah dan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.
Ibu Lili Sulistywati menambahkan, "Tanpa perlu tanah luas, tanaman seperti selada dan kangkung tetap bisa dibudidayakan dengan menggunakan sistem air yang terkontrol. Tujuan kami adalah agar masyarakat bisa memanfaatkan ruang kecil di rumahnya untuk budi daya pertanian sehingga ketersediaan pangan rumah tangga bisa tercukupi mandiri,"
Manfaat Hidroponik untuk Ketahanan Pangan Pekalongan
Program pelatihan hidroponik ini memiliki dampak positif yang signifikan bagi ketahanan pangan Kota Pekalongan. Dengan kemampuan bercocok tanam di lahan sempit, masyarakat dapat menanam sayuran dan memenuhi sebagian kebutuhan pangan rumah tangga. Hal ini akan mengurangi pengeluaran dan meningkatkan kemandirian pangan.
Selain itu, pelatihan ini juga memberikan pengetahuan dan keterampilan baru kepada masyarakat. Mereka dapat menerapkan teknologi hidroponik untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan keluarga. Pelatihan ini juga dapat membuka peluang usaha baru di bidang pertanian hidroponik.
Keberhasilan program ini bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah Kota Pekalongan diharapkan dapat memberikan dukungan penuh, termasuk penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dengan demikian, program ini dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.
Dengan pelatihan ini, diharapkan masyarakat Pekalongan dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya, sekaligus mengurangi ketergantungan pada daerah lain. Ini merupakan langkah nyata dalam membangun ketahanan pangan di tingkat kota.
Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan memberdayakan masyarakat melalui pelatihan dan teknologi, diharapkan Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan.
Ke depannya, diharapkan akan lebih banyak pelatihan serupa yang diselenggarakan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Dengan demikian, program ini akan memberikan dampak yang lebih luas dan signifikan bagi ketahanan pangan Kota Pekalongan.