Pembagian Dividen BUMN via Danantara Masih Dihitung, Presiden Harap Lebih Banyak BUMN Masuk Fortune Global 500
Wakil Menteri BUMN menyatakan perhitungan pembagian dividen melalui Danantara masih berlangsung, sementara Presiden Prabowo berharap inisiatif ini mendorong lebih banyak BUMN masuk Fortune Global 500.
Jakarta, 24 Februari 2024 - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, mengungkapkan bahwa proses perhitungan pembagian dividen Kementerian BUMN yang akan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) masih berlangsung. Hal ini disampaikan langsung oleh beliau, yang akrab disapa Tiko, saat ditemui di Jakarta pada Senin lalu. "Belum, lagi dihitung, lagi dihitung," ujarnya singkat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN Pasal 3F menjabarkan tugas Danantara dalam pengelolaan dividen BUMN. Tugas tersebut mencakup pengelolaan dividen holding investasi, dividen holding operasional, dan dividen BUMN secara keseluruhan. Lebih lanjut, Danantara juga memiliki wewenang untuk menyetujui penambahan atau pengurangan penyertaan modal pada BUMN yang bersumber dari pengelolaan dividen, bekerja sama dengan menteri dalam membentuk holding investasi dan holding operasional, serta menyetujui usulan hapus buku dan/atau hapus tagih atas aset BUMN yang diusulkan oleh holding investasi atau holding operasional.
Mengenai modal Danantara, Pasal 3G RUU BUMN menjelaskan bahwa penyertaan modal negara dapat berasal dari dana tunai, barang milik negara, dan saham milik negara pada BUMN. Modal Danantara sendiri ditetapkan minimal sebesar Rp1.000 triliun, dengan kemungkinan penambahan melalui penyertaan modal negara dan/atau sumber lain. Inisiatif ini diharapkan dapat membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia.
Target Masuk Fortune Global 500
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan harapannya agar peluncuran Danantara dapat mendorong lebih banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk dalam daftar Fortune Global 500. Dalam sambutannya, Presiden menilai Danantara sebagai superholding BUMN merupakan solusi strategis dan efisien untuk mengoptimalkan kinerja BUMN melalui investasi dividen perusahaan ke industri yang berjangka panjang. "Kita ingin melihat lebih banyak BUMN Indonesia masuk dalam daftar Global Fortune 500, membuktikan bahwa Indonesia bukan sekadar pengikut, tetapi Indonesia juga dapat menjadi pelopor dan pemimpin dalam perekonomian dunia," tegas Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga menjelaskan bahwa pembentukan Danantara menandai era baru bagi BUMN. BUMN tidak lagi hanya dipandang sebagai entitas bisnis semata, melainkan sebagai aset nasional yang berperan sebagai agen pembangunan dan pertumbuhan fundamental bagi perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, Danantara akan menerapkan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan dana yang bertanggung jawab.
Sebagai dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund Indonesia, Danantara akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS yang bersumber dari dividen perusahaan. Gelombang pertama investasi senilai 20 miliar dolar AS akan diprioritaskan untuk 20 proyek strategis, termasuk hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan pusat data, kecerdasan buatan, kilang minyak dan pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein, akuakultur, serta energi terbarukan.
Dengan pengelolaan yang tepat dan terarah, diharapkan Danantara dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia dan meningkatkan daya saing BUMN di kancah global.
Rincian Proyek Strategis Danantara:
- Hilirisasi nikel, bauksit, dan tembaga
- Pembangunan pusat data
- Pengembangan kecerdasan buatan
- Kilang minyak dan pabrik petrokimia
- Produksi pangan dan protein
- Akuakultur
- Energi terbarukan
Keberhasilan Danantara dalam mengelola dividen BUMN dan menjalankan proyek-proyek strategis ini akan menjadi penentu penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan perekonomian nasional dan memperkuat posisi BUMN di pasar global.