Pemkab Agam Gencar Atasi Kemiskinan: Petani Jadi Fokus Utama
Pemkab Agam, Sumatera Barat, berupaya keras menurunkan angka kemiskinan yang meningkat pada 2024 melalui berbagai program peningkatan pertanian dan ketersediaan pupuk.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam, Sumatera Barat, tengah gencar melakukan berbagai upaya untuk mengurangi angka kemiskinan di daerah tersebut. Angka kemiskinan di Agam meningkat dari 6,60 persen pada 2023 menjadi 6,83 persen pada 2024, atau setara dengan peningkatan jumlah penduduk miskin dari 33.410 jiwa menjadi 34.820 jiwa. Bupati Agam, Benni Warlis, mengungkapkan hal ini di Lubuk Basung pada Senin, 17 Maret, dan menjelaskan langkah-langkah strategis yang diambil untuk mengatasi masalah ini menjelang tahun 2025.
Salah satu faktor utama peningkatan kemiskinan adalah meningkatnya inflasi pada 2024 yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, Pemkab Agam menargetkan penurunan angka kemiskinan dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan petani, yang merupakan sebagian besar dari penduduk miskin di Agam. Berbagai program inovatif pun dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.
Bupati Benni Warlis menekankan komitmennya dalam mengurangi angka kemiskinan. "Kita bakal melakukan berbagai upaya untuk mengurangi masyarakat miskin di Agam pada 2025. Saat ini sedang membuat rencana dan akan dilihat dari potensi yang ada," ujarnya. Program-program yang dicanangkan tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi pertanian, tetapi juga mencakup aspek pemasaran dan pengurangan biaya produksi.
Strategi Pemkab Agam Tekan Angka Kemiskinan
Pemkab Agam telah dan akan terus menjalankan beberapa program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu fokus utama adalah peningkatan produksi pertanian melalui berbagai program yang telah berjalan di 92 nagari (desa) di Agam sejak Bupati Benni Warlis terpilih. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan pada akhirnya mengurangi angka kemiskinan.
Selain peningkatan produksi, Pemkab Agam juga berupaya meningkatkan pemasaran hasil pertanian dengan memperbanyak peluang di daerah penghasil. Hal ini bertujuan untuk memutus mata rantai pemasaran yang selama ini merugikan petani. Dengan demikian, petani dapat memperoleh harga jual yang lebih tinggi dan meningkatkan pendapatan mereka.
Untuk menekan biaya produksi, Pemkab Agam menjalankan program sawah pokok murah. Program ini diharapkan dapat membantu petani mengurangi pengeluaran dan meningkatkan keuntungan. Upaya lain yang dilakukan adalah menertibkan permasalahan pupuk yang selama ini menjadi kendala bagi petani, seperti kelangkaan dan harga yang mahal.
Peran KP3, Kejaksaan, Kepolisian, dan TNI
Untuk mengatasi permasalahan pupuk, Pemkab Agam melibatkan Komisi Pengawas Pupuk Pestisida (KP3) dalam mengantisipasi kelangkaan dan harga tinggi pupuk. Langkah ini diharapkan dapat memastikan ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau bagi petani. Lebih lanjut, Pemkab Agam juga melibatkan pihak kejaksaan, kepolisian, dan TNI untuk mencegah terjadinya kelangkaan pupuk.
Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan keseriusan Pemkab Agam dalam mengatasi permasalahan pupuk. Dengan sinergi antar lembaga, diharapkan kelangkaan pupuk dapat dicegah dan petani dapat memperoleh pupuk dengan harga yang wajar. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
"Kita bakal melibatkan semua pihak dalam mencegah kelangkaan itu, sehingga petani akan sejahtera," tegas Bupati Benni Warlis. Langkah-langkah komprehensif ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Agam pada tahun 2025.
Program-program yang telah dan akan dijalankan oleh Pemkab Agam ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam upaya menekan angka kemiskinan. Dengan strategi yang terarah dan kolaborasi antar berbagai pihak, diharapkan target penurunan angka kemiskinan dapat tercapai dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Agam dapat meningkat.
Meningkatnya garis kemiskinan dari Rp530.290 pada 2023 menjadi Rp558.963 pada 2024 juga menjadi perhatian serius Pemkab Agam. Upaya-upaya yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga mampu melewati garis kemiskinan yang terus meningkat.