Pemkab Cirebon Dukung Penuh Temu Inklusi 2025: Dorong Pembangunan Ramah Difabel
Pemerintah Kabupaten Cirebon mendukung Temu Inklusi ke-6 pada September 2025 di Desa Durajaya, Cirebon, sebagai upaya membangun daerah yang ramah difabel dan inklusif.
Cirebon, 8 Mei 2024 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Temu Inklusi ke-6. Kegiatan yang diinisiasi oleh Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia ini bertujuan memperkuat pembangunan inklusif di Indonesia, khususnya di Kabupaten Cirebon. Puncak acara akan berlangsung di Desa Durajaya, Cirebon, pada 2-4 September 2025.
Pemilihan Cirebon sebagai tuan rumah bukan tanpa alasan. Bupati Cirebon, Imron, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada komitmen pemerintah daerah dalam menciptakan kebijakan yang ramah terhadap penyandang disabilitas. "Pada 2024, kami telah membentuk tujuh desa ramah difabel, dan tahun ini jumlahnya akan ditambah," ujar Bupati Imron.
Temu Inklusi diharapkan menjadi pengingat bagi seluruh pihak bahwa inklusi merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Bupati Imron berharap kegiatan ini dapat memotivasi pembangunan yang lebih inklusif di Kabupaten Cirebon dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi difabel. "Saya berharap Temu Inklusi ini bisa menjadi bagian dari upaya mewujudkan masyarakat yang lebih berkeadilan," tambahnya.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Direktur PKPM Bappenas RI, Tirta Sutedjo, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Temu Inklusi. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan pencapaian indikator pembangunan inklusif dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Acara ini dinilai penting untuk memperkuat perencanaan dan penganggaran yang berfokus pada kebutuhan penyandang disabilitas.
Tirta Sutedjo juga menekankan peran penting organisasi difabel, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil (CSO) sebagai mitra strategis dalam memperkuat inovasi pemberdayaan dan partisipasi difabel. "Organisasi difabel, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil -CSO- diharapkan berperan sebagai mitra strategis dalam memperkuat inovasi pemberdayaan dan partisipasi difabel," katanya.
Sementara itu, Direktur SIGAB Indonesia, M Joni Yulianto, menjelaskan bahwa sejak 2024 SIGAB telah berkolaborasi dengan Forum Komunikasi Difabel Cirebon (FKDC) dan pemerintah melalui program Strengthening Inclusion for Diffability Equity and Rights (SOLIDER). Program ini mendapatkan dukungan dari INKLUSI-Kemitraan Australia dan Indonesia.
Program SOLIDER telah mendorong terbentuknya enam desa inklusif di Kabupaten Cirebon dan memperkuat Unit Layanan Disabilitas (ULD) ketenagakerjaan, yang telah berhasil menyalurkan lebih dari 600 tenaga kerja. Pemilihan Cirebon sebagai tuan rumah Temu Inklusi dilakukan setelah asesmen sejak Desember 2024, mempertimbangkan berbagai praktik baik yang telah diterapkan di wilayah tersebut.
Target Peserta dan Dampak Ekonomi
SIGAB menargetkan sekitar 2.000 peserta akan hadir dalam Temu Inklusi 2025. Diharapkan, kegiatan ini akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat. "Kami berharap kepanitiaan yang telah terbentuk menjadi tim yang kuat dalam menyukseskan Temu Inklusi ini," ujar Joni Yulianto.
Temu Inklusi ke-6 di Cirebon bukan hanya sekadar acara, tetapi merupakan komitmen nyata dari berbagai pihak untuk membangun Indonesia yang lebih inklusif. Dukungan penuh dari Pemkab Cirebon, serta partisipasi aktif dari berbagai organisasi dan lembaga, menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan pembangunan yang ramah dan berkelanjutan bagi penyandang disabilitas.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Temu Inklusi diharapkan dapat menghasilkan strategi dan kebijakan yang efektif untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan penyandang disabilitas di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat yang adil dan setara bagi semua warganya.