Pemkab Kudus Perbaiki Saluran Air, Cegah Banjir di Poroliman Tanjung
Pemerintah Kabupaten Kudus berkomitmen mencegah banjir dengan memperbaiki saluran air tersumbat di Poroliman Tanjung, Kudus, yang selama ini menyebabkan genangan di jalur padat lalu lintas.
Banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat. Pemkab Kudus bergerak cepat mengatasi masalah ini, khususnya di titik rawan banjir seperti di Poroliman Tanjung, persimpangan Jalan Pantura dan jalur perkotaan. Upaya ini dilakukan dengan memperbaiki saluran air yang tersumbat, yang selama ini menjadi penyebab utama genangan air di kawasan tersebut.
Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris, beserta jajarannya meninjau langsung saluran pembuang di Poroliman Tanjung pada Minggu, 9 Maret. Peninjauan ini dilakukan setelah adanya laporan dari warga mengenai genangan banjir yang sering terjadi di lokasi tersebut, terutama saat curah hujan tinggi. Berdasarkan laporan tersebut, saluran pembuang diduga mengalami sumbatan yang menghambat aliran air.
Penanganan masalah ini menjadi prioritas Pemkab Kudus karena genangan air di Poroliman Tanjung berdampak pada kelancaran lalu lintas. Kawasan ini merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Kudus dan Purwodadi, sehingga genangan air dapat menyebabkan kemacetan dan mengganggu aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, perbaikan saluran air ini diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut dan meminimalisir potensi banjir di masa mendatang.
Perbaikan Saluran dan Optimalisasi Kolam Retensi
Bupati Sam'ani Intakoris menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera menindaklanjuti masalah ini. Petugas akan mengecek saluran sepanjang kurang lebih 30 meter yang berada di bawah perlintasan Jalan Pantura. BPBD Kudus memiliki alat khusus untuk membersihkan saluran tersebut dari berbagai sumbatan, seperti ranting atau material lainnya yang menghambat aliran air.
Pemkab Kudus juga memanfaatkan kolam retensi yang telah beroperasi sejak akhir tahun 2024 sebagai bagian dari solusi mengatasi banjir. Kolam retensi seluas 5 hektare ini memiliki kapasitas tampungan air hingga 200.000 meter kubik. Pengoperasian kolam retensi ini telah terbukti efektif mengurangi dampak banjir di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati. Air yang sebelumnya menyebabkan genangan lama, kini dapat ditampung di kolam retensi.
Dengan lancarnya saluran pembuang di Poroliman Tanjung, air dapat dialirkan ke kolam retensi dan selanjutnya dibuang ke Sungai Wulan menggunakan mesin pompa. Sistem ini memungkinkan pembuangan air tanpa harus menunggu elevasi Sungai Wulan turun, sehingga genangan air dapat segera diatasi.
Langkah Antisipasi Banjir di Kudus
Pemkab Kudus berkomitmen untuk terus berupaya meminimalisir potensi banjir di seluruh wilayah. Perbaikan saluran air di Poroliman Tanjung merupakan salah satu langkah konkrit dalam upaya tersebut. Selain itu, Pemkab Kudus juga akan melakukan normalisasi saluran-saluran air lainnya yang berpotensi menyebabkan banjir.
Dengan adanya perbaikan saluran air dan optimalisasi kolam retensi, diharapkan masalah banjir di Kabupaten Kudus, khususnya di Poroliman Tanjung, dapat teratasi. Upaya ini menunjukkan komitmen Pemkab Kudus dalam menjaga kelancaran lalu lintas dan kenyamanan masyarakat.
Ke depan, Pemkab Kudus akan terus melakukan evaluasi dan monitoring terhadap sistem drainase di seluruh wilayah untuk mencegah terjadinya banjir. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kebersihan saluran air dan mencegah terjadinya sumbatan.
"Berdasarkan hasil pengecekan dan keterangan warga, sering muncul genangan banjir di kawasan ini karena saluran diduga tersumbat," ujar Bupati Kudus, Sam'ani Intakoris.