Pemkot Mataram Data Bangunan Bersejarah Kota Tua Ampenan untuk UNESCO
Pemerintah Kota Mataram mendata bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan untuk mendukung upaya menjadikan kawasan tersebut sebagai situs warisan dunia UNESCO, mencakup berbagai bangunan penting dan bersejarah dari berbagai periode.
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram gencar mendata bangunan bersejarah di Kota Tua Ampenan. Upaya ini bertujuan mendukung pengajuan Kota Tua Ampenan sebagai situs warisan dunia UNESCO. Pendataan tersebut dilakukan pada Januari 2024, mencakup berbagai bangunan di wilayah Kecamatan Ampenan.
Camat Ampenan, Muzakir Walad, menjelaskan bahwa bangunan bersejarah tak hanya terkonsentrasi di area setelah jembatan Ampenan hingga bekas Pelabuhan Ampenan. Banyak bangunan penting juga berada di sisi lain jembatan. Bangunan-bangunan ini menyimpan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan budaya yang signifikan.
Beberapa contoh bangunan bersejarah yang didata meliputi Lapangan Legenda Malomba (bekas barak prajurit Belanda), area sekitar Kantor Camat Ampenan dan Taman Kapita, Masjid Nurul Umar (sebelumnya Masjid Sirothol Mustaqim, dibangun tahun 1923), dan Pabrik Kecap Wisin. Potensi wisata sejarah Kota Tua Ampenan sangat besar, dan pengakuan UNESCO akan semakin meningkatkan daya tariknya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, Cahya Samudra, menambahkan bahwa status situs warisan dunia UNESCO akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, berbagai persiapan tengah dilakukan, termasuk penyiapan konsep pengembangan, fasilitas, sarana, akomodasi, dan SDM yang handal, khususnya Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata).
Dengan status UNESCO, standar internasional harus dipenuhi, terutama dalam kebersihan lingkungan. Dispar Kota Mataram akan berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan pihak terkait lainnya. Kerjasama ini penting karena warisan Kota Tua Ampenan meliputi aspek budaya dan sejarah.
Selain bangunan-bangunan yang telah disebutkan, beberapa situs lain yang berpotensi masuk daftar UNESCO antara lain bekas Pelabuhan Ampenan, kelenteng, serta rumah dan bangunan tua di sepanjang Jalan Pabean. Jalan Pabean sendiri menjadi saksi bisu sejarah panjang Pelabuhan Ampenan sebagai pusat ekonomi masyarakat.
Proses pendataan ini menunjukkan komitmen Pemkot Mataram dalam melestarikan warisan sejarah dan budaya Kota Tua Ampenan. Dengan dukungan UNESCO, kawasan ini diharapkan dapat berkembang sebagai destinasi wisata sejarah yang berkelas dunia, memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat setempat.