Pemkot Pekalongan Butuh Dukungan Masyarakat untuk Basmi Stunting
Pemkot Pekalongan mengajak masyarakat berkolaborasi menurunkan angka stunting yang masih mencapai 17 persen pada 2024, dengan target regional 12 persen dan nasional 14 persen.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, menyatakan perlunya peran aktif masyarakat dan semua pihak untuk mengatasi masalah stunting. Angka stunting di Kota Pekalongan yang semula mencapai 28 persen pada tahun sebelumnya, kini telah turun menjadi 17 persen di tahun 2024. Namun, Pemkot Pekalongan masih berupaya keras untuk mencapai target angka stunting regional sebesar 12 persen dan target nasional sebesar 14 persen. Penurunan angka stunting ini membutuhkan upaya kolaborasi yang lebih optimal dari seluruh elemen masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, menekankan pentingnya kesehatan masyarakat sebagai fondasi pembangunan generasi unggul. Beliau menyatakan, "Oleh karena itu, kami memandang perlu untuk memperkuat komitmen bersama dalam memerangi stunting melalui kolaborasi lintas sektor. Dengan keterlibatan aktif masyarakat dan semua pihak terkait diharapkan target daerah ini menjadi zona bebas stunting dapat segera tercapai."
Penurunan angka stunting di Kota Pekalongan merupakan hasil kerja keras berbagai pihak. Namun, tantangan masih ada dan membutuhkan komitmen yang lebih kuat dari semua pihak untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Keterlibatan masyarakat sangat krusial dalam upaya percepatan penurunan angka stunting ini.
Peran Serta Masyarakat dalam Penurunan Angka Stunting
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan, Inggit Soraya, mengungkapkan pentingnya kesadaran bersama dalam upaya penurunan angka stunting. TP PKK Kota Pekalongan sangat mengapresiasi peran tenaga kesehatan dalam program ini. Ibu Inggit Soraya menambahkan, "Periode seribu hari pertama kehidupan adalah masa kritis untuk mencegah stunting. Oleh karena itu, dengan program seperti Bapak Asuh dan One Egg One Day, kami berharap masyarakat lebih aktif memantau dan memberikan sosialisasi tumbuh kembang pada anak."
Program Bapak Asuh dan One Egg One Day merupakan contoh nyata dari upaya kolaboratif yang melibatkan masyarakat secara langsung. Program-program semacam ini perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan agar dampaknya lebih terasa dalam menekan angka stunting. Partisipasi aktif masyarakat dalam memantau dan memberikan sosialisasi tentang tumbuh kembang anak sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Selain program Bapak Asuh dan One Egg One Day, Pemkot Pekalongan juga perlu mempertimbangkan strategi lain yang melibatkan masyarakat secara luas. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat perlu ditingkatkan. Pendekatan yang komprehensif dan partisipatif akan lebih efektif dalam mengatasi masalah stunting.
Keterlibatan kader kesehatan di tingkat masyarakat juga sangat penting. Kader kesehatan dapat menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam memberikan informasi dan edukasi tentang pencegahan stunting. Peningkatan kapasitas kader kesehatan juga perlu menjadi perhatian agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan optimal.
Strategi Kolaboratif Menuju Kota Pekalongan Bebas Stunting
Pemkot Pekalongan menyadari bahwa pencapaian target penurunan angka stunting membutuhkan strategi kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak. Kerja sama lintas sektoral, antara lain dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, dan organisasi masyarakat, sangat penting. Koordinasi yang baik antar instansi pemerintah dan lembaga terkait akan memperkuat sinergi dalam upaya penanggulangan stunting.
Selain itu, peningkatan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan gizi juga perlu menjadi fokus. Pemkot Pekalongan perlu memastikan bahwa seluruh masyarakat, terutama ibu hamil dan anak balita, dapat mengakses layanan kesehatan dan gizi yang berkualitas. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan terjangkau, serta program-program yang mendukung aksesibilitas layanan kesehatan.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat juga perlu ditingkatkan secara berkelanjutan. Kampanye kesehatan masyarakat yang inovatif dan menarik dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan stunting. Pemantauan dan evaluasi secara berkala juga penting untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan komitmen bersama dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, Kota Pekalongan dapat mencapai target penurunan angka stunting dan mewujudkan generasi yang sehat dan unggul.
Pemerintah Kota Pekalongan perlu terus berupaya meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan keberhasilan program penurunan angka stunting. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam mencapai target yang telah ditetapkan.