PM China Berencana Kunjungi Indonesia Akhir Mei 2025
Perdana Menteri China, Li Qiang, dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir Mei 2025, sebagai bentuk peningkatan kerja sama bilateral antara kedua negara.
Beijing, 22 April 2024 - Dalam sebuah perkembangan terbaru yang signifikan dalam hubungan bilateral Indonesia-China, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengumumkan rencana kunjungan Perdana Menteri Li Qiang ke Indonesia pada akhir Mei 2025. Pengumuman tersebut disampaikan pada Senin (21/4) di Wisma Negara Diaoyutai, Beijing, setelah pertemuan tingkat menteri 2+2 antara China dan Indonesia.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Pertahanan China, Dong Jun, Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono, dan Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin. Kunjungan PM Li Qiang akan menjadi yang pertama sejak Presiden Prabowo Subianto menjabat, menandakan komitmen kuat China untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia di bawah kepemimpinan baru.
Selain rencana kunjungan tersebut, pertemuan 2+2 juga membahas berbagai isu penting lainnya, termasuk peningkatan kerja sama ekonomi, keamanan, dan maritim. Kedua negara sepakat untuk memperingati 80 tahun berdirinya PBB dan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika melalui kerja sama strategis multilateral yang lebih erat.
Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-China
Dalam pertemuan tersebut, Menlu Wang Yi menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan dan inklusif antara China dan Indonesia, seraya menolak proteksionisme dan unilateralisme. Ia juga menyatakan komitmen China untuk memperkuat integrasi ekonomi kawasan dan menjaga rantai pasok yang stabil. "Sebagai negara berkembang utama, China dan Indonesia harus menjunjung tinggi prinsip kerja sama terbuka, saling menguntungkan, dan inklusif, serta menolak proteksionisme dan unilateralisme. Penyalahgunaan tarif akan merugikan hak dan perdagangan negara-negara lain," ungkap Wang Yi.
Menlu Sugiono menambahkan bahwa Indonesia dan China sepakat untuk meningkatkan kerja sama penegakan hukum, termasuk bantuan hukum timbal balik, pertukaran intelijen, dan koordinasi operasi dalam menanggulangi kejahatan transnasional, kejahatan siber, dan ekstremisme. Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non-proliferasi, dan pengendalian senjata.
Sebagai bagian dari upaya membangun kepercayaan strategis, kedua negara juga sepakat untuk membentuk mekanisme konsultasi bilateral baru di bidang perlucutan senjata, non-proliferasi, dan pengendalian senjata. Kerja sama maritim juga menjadi fokus utama, dengan kesepakatan untuk memperkuat koordinasi antara Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) dan China Coast Guard.
Nota Kesepahaman Dialog Strategis Komprehensif
Salah satu hasil penting dari pertemuan 2+2 adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pembentukan Comprehensive Strategic Dialogue (CSD) oleh Menlu Sugiono dan Menlu Wang Yi. CSD ini akan menjadi mekanisme bilateral yang lebih komprehensif untuk menjawab tantangan dan peluang kerja sama bilateral, dengan fokus pada lima pilar kerja sama: ekonomi, hubungan antar masyarakat, maritim, politik, dan keamanan. "Dengan CSD, kita bangun mekanisme bilateral yang lebih komprehensif dan lebih fokus dalam menjawab tantangan dan peluang kerja sama bilateral, dengan fokus pada lima pilar kerja sama, yaitu ekonomi, hubungan antar masyarakat, maritim, politik, dan keamanan," kata Menlu Sugiono.
Menlu Wang Yi juga menyampaikan bahwa China mendukung inisiatif positif Malaysia sebagai ketua bergilir ASEAN, namun tetap ingin menjaga dan mendorong kerja sama China-Indonesia. Oleh karena itu, kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia direncanakan meskipun Malaysia akan menyelenggarakan KTT ASEAN-GCC-China.
Pertemuan tersebut juga menyepakati penyelenggaraan pertemuan berikutnya di Indonesia, menandakan komitmen kuat kedua negara untuk terus mempererat hubungan bilateral. Kunjungan PM Li Qiang ke Indonesia pada akhir Mei 2025 diharapkan akan semakin memperkuat kerja sama dan persahabatan antara kedua negara.
Kerja sama maritim yang lebih erat antara Indonesia dan China diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi rakyat dan berkontribusi bagi keamanan maritim kawasan. Hal ini sejalan dengan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian regional.
Kesimpulan
Rencana kunjungan Perdana Menteri China ke Indonesia menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Kerja sama yang komprehensif dan saling menguntungkan akan terus ditingkatkan di berbagai sektor, demi kesejahteraan rakyat dan perdamaian regional.