Pramono Anung Tinjau Banjir Jakarta dari Udara, Normalisasi Ciliwung Jadi Prioritas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau lokasi banjir Jakarta dari helikopter Polri dan memprioritaskan normalisasi Sungai Ciliwung pascabanjir.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, melakukan pemantauan udara terhadap kondisi banjir di Jakarta menggunakan helikopter milik Polri pada Kamis, 6 Maret 2024. Pemantauan yang dilakukan pukul 08.30 hingga 09.19 WIB ini bertujuan untuk melihat langsung dampak banjir dan merencanakan langkah penanganan selanjutnya. Pramono didampingi oleh beberapa pejabat penting, termasuk Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih dan Sekretaris BPBD Provinsi Jakarta, Maruli Sijabat.
Hasil pantauan udara menunjukkan bahwa permukaan air di Manggarai telah turun menjadi 600 cm dari sebelumnya 850 cm. Meskipun demikian, status siaga banjir Jakarta masih berada di level 4. Pramono menyatakan, "Saya ingin mengumumkan permukaan air Manggarai sekarang sudah turun menjadi 600 cm dan untuk itu Jakarta sudah siaga 4. Artinya Alhamdulillah bahwa kemarin yang sempat 850 sekarang sudah 600 cm," ujarnya di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri.
Dari ketinggian, Pramono mengamati bahwa aktivitas di Jakarta mulai kembali normal. Namun, ia juga menekankan pentingnya langkah-langkah tindak lanjut untuk mengatasi masalah banjir di masa mendatang. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari perbaikan infrastruktur hingga koordinasi antar instansi pemerintah.
Normalisasi Sungai Ciliwung Menjadi Prioritas
Salah satu fokus utama penanganan pascabanjir adalah normalisasi Sungai Ciliwung. Pramono menyebutkan bahwa normalisasi sungai di beberapa titik, seperti Pangadegan, Cawang, dan Bidara Cina, sangat penting untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang. "Terutama untuk normalisasi Sungai Ciliwung yang ada di Pangadegan, Cawang, dan Bidara Cina. Karena itulah yang kemudian kemarin memberikan dampak banjir yang luar biasa ketika di atas intensitas atau pun curah hujannya tinggi dan itu akan kita tangani," tegas Pramono.
Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk segera menyelesaikan proyek normalisasi ini. Kerja sama dengan Kementerian ATR/BPN juga akan dilakukan untuk mempercepat proses tersebut. Koordinasi antar instansi pemerintah dianggap krusial dalam penanggulangan banjir yang efektif dan berkelanjutan.
Selain normalisasi sungai, berbagai upaya lain juga akan dilakukan untuk meminimalisir dampak banjir di masa depan. Hal ini termasuk peningkatan sistem drainase, pengelolaan sampah, dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Patroli Udara dan Bantuan Pascabanjir
Patroli udara yang dilakukan tidak hanya mencakup wilayah Jakarta saja, tetapi juga meluas hingga Pondok Gede, Jati Asih, dan Babelan. Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih menjelaskan bahwa sebanyak 200 personel Polairud dikerahkan untuk membantu warga yang terdampak banjir.
Meskipun beberapa wilayah sudah mulai surut, bantuan tetap diberikan kepada warga yang rumahnya rusak atau mengalami kerugian akibat banjir. Polairud akan fokus membantu warga di beberapa ruas Kota Jakarta yang masih membutuhkan bantuan pascabanjir. "Polairud akan membantu warga yang menjadi korban banjir di beberapa ruas Kota Jakarta, yang kondisinya saat ini sudah mulai surut," ujar Yasin.
Kerja sama dan koordinasi antar instansi pemerintah dan kepolisian menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan banjir Jakarta. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir di masa mendatang dan memberikan rasa aman bagi warga Jakarta.
Penanganan banjir di Jakarta memerlukan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan. Normalisasi sungai, perbaikan infrastruktur, dan edukasi masyarakat merupakan beberapa langkah penting yang perlu dilakukan untuk mencegah bencana serupa terulang kembali. Kerja sama antar instansi pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan Jakarta yang lebih tangguh terhadap bencana alam.