Puan Maharani Desak Akses Keuangan Ramah Perempuan, Usai Terungkapnya Ribuan Korban Pinjol
Puan Maharani menyoroti maraknya perempuan terjerat pinjol dan mendesak akses keuangan aman serta ramah perempuan, didukung regulasi ketat dan edukasi.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya jumlah perempuan yang menjadi korban pinjaman online (pinjol). Ia mendesak pemerintah untuk menyediakan akses keuangan yang lebih aman dan ramah bagi perempuan, terutama mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Pernyataan ini disampaikan Puan di Jakarta pada Senin, 28 April.
Puan menekankan pentingnya peran perempuan sebagai agen pembangunan bangsa dan pilar ketahanan keluarga. "Perempuan adalah agen pembangunan bangsa dan pilar ketahanan keluarga, dan kita tidak bisa membiarkan mereka terperangkap dalam siklus utang yang merugikan," ujarnya. Angka-angka yang cukup mengkhawatirkan menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Data dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta sejak 2018 hingga 2024 mencatat 1.944 pengaduan terkait pinjol. Dari jumlah tersebut, 1.208 pengadu (62,14 persen) adalah perempuan. Temuan ini diperkuat oleh penelitian Departemen Kriminologi FISIP Universitas Indonesia tahun 2022 yang menunjukkan perempuan banyak mengakses pinjol untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Perempuan dan Jebakan Pinjol: Solusi Cepat Berujung Masalah
Banyak perempuan yang awalnya melihat pinjol sebagai solusi cepat untuk mengatasi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Namun, kenyataannya, hal ini justru berujung pada beban utang yang semakin besar karena bunga tinggi dan proses pembayaran yang rumit. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat perempuan seringkali menjadi penopang utama keluarga.
Puan Maharani mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi terhadap industri pinjol dan mendorong penyediaan pinjaman dengan suku bunga yang lebih wajar. Selain itu, edukasi kepada masyarakat, khususnya perempuan, mengenai risiko pinjol juga dianggap sangat penting. "Pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya perempuan, mengenai risiko yang terkait dengan pinjol," tegas cucu Bung Karno tersebut.
DPR RI, menurut Puan, akan memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan perempuan Indonesia. Lembaga ini berkomitmen untuk menyusun regulasi yang memastikan kaum perempuan mendapatkan akses keuangan yang sehat dan terhindar dari jeratan utang. "Kami di DPR berkomitmen untuk memperjuangkan peraturan yang lebih ketat dalam pengawasan industri ini dan memastikan perempuan memiliki akses yang lebih baik untuk kebutuhan finansial mereka tanpa terjebak dalam utang," tuturnya.
Langkah Konkret DPR dalam Perlindungan Perempuan
Puan Maharani menegaskan komitmen DPR RI untuk melindungi perempuan dari eksploitasi finansial. Langkah-langkah yang akan diambil termasuk memperketat regulasi pinjol dan memastikan akses perempuan terhadap layanan keuangan yang aman dan terjangkau. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberdayakan perempuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya edukasi dan literasi keuangan bagi perempuan. Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan dan risiko pinjol, diharapkan perempuan dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan terhindar dari jeratan utang. Pemerintah dan lembaga terkait perlu bekerja sama untuk meningkatkan akses terhadap edukasi keuangan yang efektif dan mudah dipahami.
Pentingnya perlindungan perempuan dari praktik pinjol yang merugikan tidak dapat dipandang sebelah mata. Perempuan sebagai pilar utama keluarga dan agen pembangunan bangsa membutuhkan akses keuangan yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan. Komitmen DPR RI untuk memperjuangkan hal ini menjadi langkah positif dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi perempuan Indonesia.
Dengan adanya regulasi yang lebih ketat dan edukasi yang intensif, diharapkan dapat mengurangi jumlah perempuan yang menjadi korban pinjol dan menciptakan lingkungan keuangan yang lebih inklusif dan melindungi kaum perempuan.