PWRI dan Kemendukbangga Sinergi Dayakan Lansia: Sekolah Lansia Jadi Kunci Produktivitas
Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) berkolaborasi dengan Kemendukbangga/BKKBN untuk memberdayakan lansia melalui program Sidaya dan Sekolah Lansia, mendorong produktivitas dan kontribusi mereka bagi bangsa.
Jakarta, 16 Mei 2025 - Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemendukbangga)/BKKBN resmi menyatukan kekuatan untuk memberdayakan para lansia di Indonesia. Kolaborasi ini diwujudkan melalui integrasi Program Lansia Berdaya (Sidaya) dari Kemendukbangga/BKKBN ke dalam kurikulum Sekolah Lansia PWRI. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan lansia tetap produktif dan berkontribusi aktif bagi masyarakat.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PWRI, Prapto Hadi, menjelaskan dalam keterangan resmi di Jakarta bahwa PWRI telah mengadopsi delapan dimensi lansia tangguh yang dikembangkan oleh Kemendukbangga/BKKBN. Dimensi-dimensi ini menjadi bagian integral dari materi pembelajaran di Sekolah Lansia. Langkah ini sejalan dengan visi untuk meningkatkan kualitas hidup dan peran lansia dalam pembangunan nasional.
"Jumlah lansia yang cukup besar merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan untuk membangun bangsa dan negara," kata Prapto Hadi. Ia mencontohkan para pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki pendidikan tinggi dan pengalaman berharga, yang dapat terus berkontribusi bagi negara dari berbagai aspek. Kontribusi ini tidak hanya mencakup bidang sosial dan budaya, tetapi juga ekonomi, serta pembinaan generasi muda untuk menjadi lansia yang sehat dan sejahtera di masa depan.
Memberdayakan Lansia untuk Indonesia Emas 2045
Prapto Hadi menekankan pentingnya peran lansia di tengah dinamika global dan tantangan lingkungan yang kompleks. "Dinamika global dewasa ini kurang kondusif, begitu pula lingkungan alam, sosial, dan ekonomi. Untuk itu, kehadiran lansia tetap dibutuhkan di era sekarang dan ke depan," ujarnya. PWRI menyambut baik pembentukan 80 ribu Koperasi Merah Putih berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, yang diyakini dapat memberdayakan desa dan meningkatkan produktivitas ekonomi keluarga.
Lebih lanjut, PWRI melihat potensi sinergi dengan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) di bawah Kemendukbangga/BKKBN. UPPKA menyelenggarakan pelatihan keterampilan berusaha, dan PWRI menawarkan keterlibatan aktif untuk mendukung kemandirian lansia. "Dengan adanya bantuan pemerintah ke desa yang cukup besar, serta koperasi yang akan dihidupkan, kami usul pembangunan di desa agar ditingkatkan dengan program industri hilirisasi," tutur Prapto.
Mantan Menteri Pertanian, Bungaran Saragih Garingging, turut memberikan dukungan atas inisiatif ini. Ia menyarankan agar tenaga pensiunan dilibatkan sebagai penyuluh di desa. "Umur itu hanya statistik, bukan menjadi halangan untuk tetap berkarya, jadi, jangan lihat umur karena lansia harus menjadi aset pembangunan. Sebagai aset pembangunan, maka layak mereka mendapat layanan yang optimal," tegas Bungaran.
Perayaan Paskah Bersama: Lansia Ada dan Berguna
Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung kesehatan dan produktivitas lansia, PWRI menyelenggarakan Perayaan Paskah Bersama tahun 2025 bersama Organisasi Pensiunan Instansi (OPI) kementerian/lembaga. Perayaan yang berlangsung pada Kamis, 15 Mei 2025 di Jakarta ini mengangkat tema 'Damai Sejahtera Kristus Di Tengah Keluarga', dengan subtema 'Lansia Ada dan Berguna, Membawa Terang, Kasih dalam Keluarga serta Sesama'. Acara ini menjadi bukti nyata komitmen PWRI dalam mendorong peran aktif lansia dalam masyarakat.
Inisiatif kolaboratif antara PWRI dan Kemendukbangga/BKKBN ini diharapkan dapat menjadi model bagi program pemberdayaan lansia di Indonesia. Dengan memberdayakan lansia, Indonesia tidak hanya menghargai kontribusi mereka di masa lalu, tetapi juga memastikan mereka tetap menjadi aset berharga dalam pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045.