Saprahan Khatulistiwa 2025: Tradisi dan Digitalisasi Bersatu untuk Ekonomi Kalbar
Saprahan Khatulistiwa 2025 di Pontianak sukses integrasikan tradisi dan digitalisasi, dorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat lewat UMKM, pariwisata, dan inklusi keuangan.
Pontianak, 16 Februari 2025 - Kalimantan Barat (Kalbar) baru saja menyaksikan kesuksesan Saprahan Khatulistiwa 2025, sebuah event strategis yang berlangsung selama 12 hari (5-16 Februari) dan berhasil menggabungkan tradisi lokal dengan kemajuan digitalisasi. Bertema 'Membangun Masa Depan, Menjaga Tradisi, Menyongsong Digitalisasi', event ini digagas Bank Indonesia (BI) dan Pemerintah Provinsi Kalbar, memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Integrasi Sektor Unggulan
Saprahan Khatulistiwa 2025, bagian dari Calendar of Events (CoE) Kalbar, menyatukan berbagai sektor penting. UMKM, koperasi, sektor keuangan, dan pariwisata berkolaborasi dalam rangkaian acara yang meriah. Event ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk dan jasa unggulan, tetapi juga platform untuk ekspansi bisnis dan promosi kepada khalayak luas. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendrata, menekankan dukungan penuh BI terhadap inisiatif ini sebagai upaya sinergi sektoral dalam beradaptasi dengan perkembangan digital dan memperkuat ekonomi berbasis kearifan lokal.
Rangkaian acara yang padat meliputi pameran UMKM, talkshow ekonomi, lokakarya digitalisasi bisnis, dan forum investasi. Terdapat pula sesi khusus untuk produk ekonomi hijau dan inovasi keuangan digital, bertujuan mendorong inklusi keuangan di Kalbar. Tujuan utamanya adalah meningkatkan daya saing UMKM lokal di era digital dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Kalbar yang berkelanjutan.
Dorongan bagi Ekonomi Kreatif dan Pariwisata
Saprahan Khatulistiwa 2025 tak hanya fokus pada digitalisasi, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan daya tarik wisata Kalbar. Integrasi berbagai acara, termasuk perayaan Cap Go Meh di Pontianak dan Singkawang, serta Pontianak City Run, berhasil menarik minat wisatawan domestik dan internasional. Cap Go Meh, dengan atraksi budaya dan kulinernya yang unik, menjadi magnet utama. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kalbar, Windy Prihastari, mengungkapkan optimisme terhadap peningkatan jumlah wisatawan, khususnya setelah data BPS Kalbar menunjukkan jumlah wisatawan nusantara hingga November 2024 telah melampaui target awal.
Pontianak City Run, dengan lebih dari 4.700 peserta, semakin memperkuat citra Pontianak sebagai destinasi sport tourism. Event ini juga menjadi momen penting bagi UMKM Kalbar, dengan 800 stand yang berpartisipasi. Acara menarik lainnya, seperti Pekan Tenun Khatulistiwa dengan tema 'Dari Kearifan Lokal ke Panggung Global', menampilkan lomba desain wastra oleh desainer muda lokal. Puncak acara meliputi peluncuran CoE Kalbar 2025 dan pemecahan rekor Muri dalam Kalbar Food Festival.
Akselerasi Ekonomi Berbasis Kolaborasi
Saprahan Khatulistiwa 2025 menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pj. Gubernur Kalbar, Harisson, menjelaskan bahwa event ini bukan sekadar perayaan, tetapi upaya komprehensif untuk mendorong partisipasi publik dan dampak ekonomi yang inklusif. Pemanfaatan QRIS dalam transaksi menunjukkan komitmen terhadap transformasi digital. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, N.A. Anggini, menjelaskan inisiatif penggunaan QRIS dalam Pontianak City Run sebagai contoh nyata digitalisasi transaksi.
Selain pameran dan bazar, terdapat forum diskusi, pelatihan, dan business matching untuk menghubungkan UMKM dengan investor. BI juga menyediakan program pendukung UMKM, seperti pelatihan manajemen keuangan digital dan akses permodalan berbasis fintech. Harisson menambahkan bahwa dengan dukungan berbagai pihak, Saprahan Khatulistiwa 2025 membuka peluang bagi UMKM lokal untuk naik kelas dan memperkuat daya saing ekonomi daerah.
Sambutan Masyarakat
Saprahan Khatulistiwa 2025 disambut antusias oleh masyarakat Kalbar. UMKM melihat event ini sebagai peluang besar untuk memperluas pasar dan beradaptasi dengan sistem keuangan digital. Hendri, pemilik usaha kopi lokal, dan Siti Rahmah, pengusaha kue khas Kalbar, mengungkapkan manfaat QRIS dalam mempermudah transaksi dan meningkatkan profesionalisme usaha mereka. Yudi, perajin batik khas Kalbar, mengapresiasi sinergi dengan event lain yang menarik banyak pengunjung.
Dengan tema 'Membangun Masa Depan, Menjaga Tradisi, Menyongsong Digitalisasi,' Saprahan Khatulistiwa 2025 berhasil menjadi wadah pengembangan UMKM berkelanjutan, mendorong transformasi digital, dan memperkuat perekonomian daerah dengan mengedepankan produk lokal yang berdaya saing.