Sarkem Fest 2025: Yogyakarta Kembali Meriahkan Tradisi Ruwahan dengan Ribuan Apem
Festival budaya Sarkem Fest kembali digelar di Yogyakarta pada 21-22 Februari 2025, menampilkan tradisi ruwahan apem, kirab budaya, dan berbagai pertunjukan seni untuk melestarikan budaya lokal dan mempromosikan pariwisata.
Yogyakarta kembali diramaikan oleh Sarkem Fest 2025, sebuah festival budaya yang diselenggarakan pada 21 dan 22 Februari 2025. Festival yang digagas oleh Pemerintah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan warga Kelurahan Sosromenduran dan Jalan Pasar Kembang ini menampilkan beragam kegiatan budaya, khususnya tradisi ruwahan apeman dalam menyambut bulan Ramadhan. Acara ini bertujuan untuk melestarikan tradisi apem, kue tradisional khas Yogyakarta, sekaligus mempromosikan potensi wisata di kawasan Sosrowijayan dan Pasar Kembang.
Kepala Bidang Daya Tarik Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Yurnelis Piliang, menjelaskan bahwa Sarkem Fest merupakan bagian dari upaya pelestarian keberagaman budaya Yogyakarta. "Festival ini bagian dari upaya kita untuk menunjukkan Kota Yogyakarta memiliki keberagaman budaya yang harus kita lestarikan. Salah satunya adalah tradisi apem," ujarnya dalam keterangan pers di Yogyakarta.
Sarkem Fest 2025 melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari Dinas Pariwisata, Kelurahan Sosromenduran, masyarakat dan komunitas di Pasar Kembang, kelompok sadar wisata (pokdarwis), hingga pelaku usaha jasa pariwisata di sekitar Sosromenduran. Kolaborasi ini menghasilkan perhelatan budaya yang meriah dan menjadi salah satu calendar of event rutin Kota Yogyakarta menjelang Ramadhan.
Aneka Ragam Aktivitas Budaya Sarkem Fest
Sarkem Fest 2025 menawarkan beragam kegiatan menarik. Hari pertama, 21 Februari, diawali dengan Yogowes Monalisa, jelajah kampung susur sungai dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menuju Hotel Patra Sosromenduran. Selanjutnya, proses pembuatan apem dimulai dengan ngublag jladren, mengaduk adonan apem yang diikuti oleh 54 RT di Sosromenduran. Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses pembuatan apem, kolak, dan ketan, serta mencicipi secara gratis. Bazar ekonomi kreatif yang menampilkan produk UMKM juga turut memeriahkan acara.
Puncak acara hari pertama adalah kirab gunungan apem yang melibatkan sekitar 500 peserta. Kirab ini menampilkan gunungan 1.000 apem, ketan, kolak, pasukan bregodo (seni keprajuritan), perwakilan kampung, mahasiswa dari berbagai daerah dengan busana adat, dan pelajar sekolah. Rute kirab dimulai dari Patra Hotel Malioboro, melewati Jalan Pasar Kembang dan Malioboro, dan diakhiri dengan kenduri ruwahan di sepanjang Jalan Sosrowijayan. "Ada proses silaturahmi menyampaikan apem kepada hotel-hotel dan para tamu yang dilewati saat kirab. Itu simbol silaturahmi kepada hotel, selain apem juga diberikan kepada masyarakat maupun wisatawan di Malioboro," jelas Yurnelis.
Pada 22 Februari, Sarkem Fest menghadirkan parade musik di tiga titik utama: depan Hotel Neo Malioboro (jazz dan keroncong), depan Gapura Sosromenduran (barongsai dan musik komunitas), dan depan Plaza Malioboro (musik Top 40 dan ambyaran). Semua acara terbuka untuk umum dan gratis.
Makna Kirab Gunungan Apem: Gotong Royong Membangun Yogyakarta
Lurah Sosromenduran, Hendy Setiawan, menjelaskan bahwa kirab gunungan apem melambangkan lima unsur dalam pembangunan Kota Yogyakarta: kota (aparat kelurahan), korporasi (hotel), komunitas (penggagas Sarkem Fest), kampus (mahasiswa), dan kampung (masyarakat). "Lima unsur itu tercermin dari kirab sebagai satu kesatuan untuk bergotong royong membangun Yogyakarta menuju yang lebih baik," ungkap Hendy.
Hendy menambahkan bahwa inti Sarkem Fest adalah pelestarian tradisi yang dikemas dalam bentuk budaya, mulai dari pembuatan apem, kirab, hingga kenduri. Setelah kirab, masyarakat dapat menikmati apem yang dibagikan di Jalan Sosrowijayan.
Sarkem Fest 2025 tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga sebagai wahana untuk memperkuat rasa kebersamaan dan gotong royong dalam membangun Yogyakarta. Festival ini juga berhasil memadukan unsur tradisi dan modernitas, sehingga menarik minat wisatawan dan masyarakat luas untuk turut berpartisipasi.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan Sarkem Fest tahun ini, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk melestarikan tradisi lokal dan mengembangkan potensi wisata berbasis budaya.